suka dan cinta

519 68 10
                                    

"Jika suka dan cinta memiliki makna yang berbeda, maka kamu adalah orang yang aku pilih untuk memiliki keduanya."

___ ⋆。˚___

Dua hari berlalu dengan tidak terasa. Jean juga sudah pulih dari sakitnya. Anak itu sekarang sudah mulai menjalani aktivitasnya. Berhubung ini adalah hari sabtu, artinya ia akan mengikuti ekstrakulikuler yang selalu diadakan seminggu sekali di sekolahnya. Untuk urusan pembelajaran, sekolah melakukan KBM dari hari senin-jum'at. Hari sabtu sendiri akan diisi dengan ekstakulikuler yang wajib diikuti kelas 10-11 tanpa terkecuali. Artinya, pada hari Sabtu, tidak boleh ada yang alfa kecuali atas izin dari pembina ekstrakuliker. Dari banyaknya ekstrakulikuler di sekolahnya, Jean memilih bergabung dengan Pencak Silat hanya karena baju silat terlihat keren di matanya.

Sebenarnya, setiap ekstrakulikuler memiliki jadwal latihan yang berbeda-beda. Ada yang tiga dalam seminggu, ada yang dua kali dalam seminggu. Pokoknya setiap ekstrakulikuler punya jadwal latihannya masing-masing. Hanya saja, hari Sabtu adalah puncaknya. Dimana pada hari itu, semua ekstrakulikuler melakukan kegiatannya di waktu yang sama dan dalam ruang lingkup yang sama. Hanya berbeda ruangan saja.


"Saya dengar kamu sakit?"

Suara itu mengalihkan atensi Jean dari kegiatan melepas sepatu miliknya.

"Kemarin, sih, iya. Sekarang udah sembuh kok."

Jean kembali melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda.

"Saya ragu."

"Beneran udah sehat, om Rey."

Mendengar decakan sebal dari Jean, orang itu, Reyhan, terkekeh dibuatnya.

"Saya sebagai orang yang bertanggung jawab di sini, tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi kepada kucing kecil nakal ini," Reyhan mencubit gemas puncuk hidung Jean. Secara reflek Jean menampar lengan yang membuat pernapasannya sedikit terganggu itu. Lalu, tawa keduanya menguar begitu saja.

Random. Memang.

"Ya udah, nonton aja deh. Lagian gue lagi males ngegebug orang."

Mendengar itu, Reyhan semakin terbahak dibuatnya.

Reyhan ini lebih tua setahun dari Jean. Ia juga berada di kelas 11 dan diberi kepercayaan bersama temannya yang lain untuk melatih beladiri kepada adik kelas mereka.

Awal pertemuannya dengan Jean adalah saat ia ditugaskan menyambut anak-anak baru. Di hari itu, ia melihat Jean kepayahan mengikuti gerakan-gerakan basic yang sedang dilakukan seniornya di depan. Mungkin karena kesal gerakannya tidak selaras, Jean secara tidak sadar menendang punggung orang yang ada di barisan depan. Orang yang ditendang Jean jelas tidak terima. Hari itu keributan hampir terjadi ketika sebuah tinjuan hampir mengenai wajah Jean. Tapi yang terjadi selanjutnya justru membuat orang-orang di sana membatu, termasuk Reyhan. Sosok lain menjulang tinggi menghalangi sebuah bogeman yang akan melukai Jean.

"RIKI!"

Jean menjerit kaget melihat Riki tersungkur. Hidung anak itu mengeluarkan darah, bukti bahwa orang itu mengeluarkan tenaga untuk pukulan yang hampir mengenai wajahnya.

Entah bagaimana bisa Riki secara tiba-tiba berada di sana, tapi Jean jelas terlihat marah. Lalu, keadaan semakin kacau ketika tubuh kecil Jean membabi buta menyerang seseorang yang sudah melukai temannya. Semua panik. Sebagian memilih menjauh, sebagian berusaha melerai dan berujung mendapat luka karena berusaha menenangkan Jean. Lain halnya dengan Reyhan. Pemuda itu diam-diam memuji bagaimana tubuh kecil begitu bisa menyerang dengan sebrutal itu. Sedangkan Riki berusaha bangkit dan memeluk tubuh temannya, berbisik bahwa ia baik-baik saja dan menyelipkan usapan-usapan pelan yang ampuhnya bisa menenangkan Jean.

Hiraeth | SungwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang