3. Seven

142 9 6
                                    

🎶 Dove Cameron - We Belong

"Bisakah tidak membahas namanya, dan hanya aku priamu"

El tertawa kecil dan mengangguk. Dia mengusap wajah Sean dengan lembut.

Sean menatap El serius. "Kau mau mengunjungi Everly?"






I Found a Love

✨✨✨


Manhattan, New York City

8 Tahun yang lalu.

"Kau akan pergi?" Sean bertanya dengan menatap Everly yang sedang merapikan beberapa barang di tasnya.

Everly berhenti dan tersenyum manis "Iya sayang, kau sudah bertanya sejak pagi tadi"

"Apakah tidak bisa di tunda saja, besok mungkin. Ini sudah malam, dan kau sedang mengandung"

Everly menghampiri Sean yang sedang diserang kekhawatiran "Aku baik-baik saja, oke? Meski aku sedang berbadan dua, aku masih kuat"

Sean memeluk Everly kencang "Andai saja aku tidak ada perjalanan bisnis ke Jerman, aku pasti akan menemanimu. Apakah Brian ku tinggal saja?"

Everly melepaskan pelukannya dan menampilkan wajah kesal "Astaga! Sean! Jangan berlebihan! Brian harus bersamamu, dan pertemuan perjalanan bisnismu ini sangat kau impikan"

Sean menghela nafasnya pasrah, dia tidak bisa membatalkan perjalanannya dan Brian harus ikut serta tetapi Everly akan berkunjung di rumah ayahnya pada malam ini.

Dia sungguh bahagia saat Everly dinyatakan hamil. Sudah hampir tiga bulan dan perut Everly sudah terlihat membulat.

Setiap malamnya mereka selalu membicarakan nama dan pakaian untuk buah hati mereka. Selalu ada perdebatan tetapi Sean selalu mengalah.

Sean berlutut dan memegang pinggang Everly. "Bantulah ayahmu melawan keras kepala ibumu ini"

Everly tertawa kecil "Astaga! Dia akan menurun kepadaku Sean! Aku yang mengandung dan kemungkinan besar sifatnya akan menurun juga"

"Tidak semua. Lihat saja, jika dia lahir semua sifatku akan menurun padanya"

Kemudian Everly tertawa keras.

8 tahun kemudian.

Minggu di sore hari. El menatap di sekeliling lapangan besar. Saat ini dirinya berada di pemakaman Green-Wood, New York City.

Seseorang membukakan pintu di sampingnya. El menatap Sean yang saat ini menggunakan pakaian berwarna hitam semua, tak lupa kacamatanya juga.

"Apa yang kita lakukan di pemakaman?" Tanya El setelah keluar dan menangkap tangan Sean.

Sean berjalan dengan mengaitkan kedua tangan mereka. "Kau akan mengetahuinya"

Sean hari ini membawa mobilnya sendiri, tanpa Brian, tanpa para pengawal yang selalu mengikuti mereka.

Mereka berjalan dalam diam, sesekali El melihat beberapa nisan yang ia lewati. Beberapa menit kemudian, Sean berhenti melangkah membuat El juga mengikutinya.

I found a Love (Update!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang