1.Nine

288 13 0
                                    

🔊 Please me - Bruno Mars feat Cardi B 

.

.

"W-what?..."  

"Ah! Benar" Ucap Jack. Tanpa diduga, dirinya berlutut dihadapan Ian yang sedang melongo akibat ucapan Theo. Ian pun bingung dengan aksi yang dilakukan Jack kepadanya. Segera Jack mengambil tangan Ian dan memegangnya dengan erat.

"Aku meminta restu darimu agar aku menjadi adik iparmu. Akan ku jaga dengan sepenuh hati adikmu, kakak" Ucapan Jack membuat Ian semakin melebarkan mulutnya dan Theo hanya menahan senyuman akan tindakan konyol dari Jack. 

"What the Fuck are you doing?!" 

.
.
.
.
.

I Found a Love 

Ceklek 

Sean dan El telah memasuki kamar mereka. Satu ranjang, satu lemari, satu meja dengan pasangannya yaitu satu kursi dan pintu kayu disampingnya yang pasti kamar mandi. 

"Bagaimana jika kau tidur dilantai dan aku di kasur?" Tanya El kepada Sean yang saat ini sedang mengcharger ponselnya setelah meminjam dari pihak motel. 

"Bagaimana jika kau saja? aku bukan tipe pria yang mengalah kepada wanita" ujar Sean dengan santai dan berjalan menuju kasur setelah melepas sepatunya dan meletakkan jasnya di kursi. 

"Baiklah. Kita tidur satu kasur! jangan melewati batasmu!" Geram El setelah berbaring menuju kasur dan memunggungi Sean. Dan dirinya hanya tertawa dengan tingkah El. 

Beberapa menit diisi dengan keheningan mereka yang berbaring di kasur kecil. El dengan tingkat kewaspadaannya jika Sean macam-macam dan Sean hanya menatap kosong lampu redup diatas. 

"El?" Tanya Sean pelan. Dan hanya dibalas gumanan El yang menandakan jika El masih terjaga.

"Kau sudah tidur?"

"Sedang kuusahakan" Ucap El pelan sambil memejamkan matanya. 

"By the way" El pun membalikkan dan menyamakan posisinya seperti Sean " Apa kau tau siapa yang melakukan tadi?"

"Tidak" Sean mengucapkan dengan pelan dan tentu terdengar ragu."Benarkah?" Mata El menyipit curiga dengan jawaban Sean.

"Apakah wajahku terlihat berbohong?" Telunjuk Sean mengarah kehadapan wajahnya. El menatap Sean dan memastikan jika ucapannya tidaklah berbohong, tapi Shit! kenapa mata birunya sangat indah! Rutuk El. 

"Kau terpesona?" Senyuman miring diwajah Sean muncul begitu melihat El terdiam menatap wajahnya. Sean pun menatap balik wajahnya dan mengunci tatapannya ke mata El. 

Perlahan tatapan Sean yang semulanya di mata El sekarang menatap bibir merah alami miliknya. Sialan!. Bibirnya!. Umpat Sean. Segera El menyembunyikan bibirnya yang terasa terbakar akan tatapan Sean.

"Don't" Ucap Sean serak tak lupa tangannya menulusuri area sudut bibir El. Perlahan, entah siapa yang memulai tetapi pergulatan bibir mereka menandakan mereka sama-sama menikmati. 

Kecupan kecil menjadi lumatan, posisi menyamping pun kini berganti menjadi posisi Sean yang berada diatas tubuh El. Tangan El yang semula berada di bahu sekarang berpindah diarea rambut ataupun leher Sean. 

"Kau harus menghentikanku El" Ucap Sean pelan yang masih berkeliaran dibibir El. 

El  pun mengambil wajah Sean dan menghadapnya, nafas mereka memberat dan berburu. Mereka hanya saling menatap, El pun melihat ada gairah yang besar di mata Sean. 

I found a Love (Update!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang