JUDUL SEBELUMNYA BAD BOY TRILLIONAIRE
Pindah Akun! Akun sebelunmnya @indriiapp
WARNING!!!⚠
Eleanor Lauren Bruce
'Ketika kau sendirian, aku akan menjadi bayangmu
Sean Ackerley Addison
'Sejak aku bertemu denganmu, tidak ada orang lain yang layak di...
playlist : ZAYN, Zhavia Ward - A Whole New World (end title)
Don't Forget '🌟' and Commentt!!! Typo masih merajalela dimana-mana😁 Happy reading❤ Thank You!❤
"Apa cantik?" Tanya Jack
"Bahkan kecantikannya melebihi dewi aphrodite"
"Bagaimana tubuhnya?"
"Sempurna"
"Apa kau sudah mencoba"
"Karena dia sempurna, mungkin nanti" Ucap Ian dengan santainya.
'Rasakan permainanku' Ejek batin Ian kepada Jack. Sangatlah bajingan dia jika menyetubuhi adiknya sendiri.
"Memang dia siapamu?" Tanya Theo yang sedari tadi mendengarkan perbincangan Ian dan Jack.
"Dia-"
"STOP!"
. . . . . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"STOP!"
Teriakan Sean membuat mereka bertiga terdiam dan menatap Sean dengan pandangan binggung.
"Ada ap-"
"Keluar!" Potong Sean saat Jack bertanya.
"Maksd-"
"Aku bilang keluar! KELUAR! NOW!" Teriak Sean membuat mereka bertiga keluar. Tentu saja mereka keluar jika tidak ingin wajah mereka ter-perban.
"Damn it!" Sean mengusar rambutnya yang sebelumnya rapi lalu menjadi berantakan.
'Ada apa denganku!'
Sean pun berdiri dan berjalan menuju jendela besar yang memperlihatkan bangunan dan kota New York. Ia menatap orang-orang dan mobil yang terlihat kecil dibawahnya.
toktoktok
Dan pintu pun terbuka menampilkan Terren, sekretarisnya.
"Ada berkas yang harus anda periksa sir" Ucapnya sambil meletakkan beberapa berkas yang diberi oleh para karyawan.
Sean pun tidak menoleh atau berbicara tetapi ia mendengar siapa dan urusan sekretaris itu.
Terren pun hanya bisa menatap punggung lebar dari bosnya.
'Ada apa dengannya'
Selanjutnya Tarren pun memberanikan diri menghampiri bos yang sangat dipuja kaum hawa, termasuk dirinya.
Langkahnya berhenti. Hanya beberapa centi punggung besar itu dihadapannya. Sedikit ragu, Tarren pun mengusap punggung itu dengan lembut. Setelah tidak ada perlawanan, Ia memberanikan diri mengusap sensual punggung bosnya.
