I found a Love (Update!)

5. One

🎶 One Direction - Strong

I Found a Love

✨✨✨

United State America

Sean saat ini tengah membaca beberapa pertanyaan yang akan ditanyakan olehnya di sebuah acara televisi bisnis Amerika di Los Angles. Dia berada di sebuah ruang tunggu bagi para tamu pembicara.

Brian datang dan membawakan kopi hitam untuk Sean. "Rumah sakit aman, Anna bersama Amarta yang menunggu. Keadaan El di laporkan semakin membaik pagi ini"

Hembusan nafas malas keluar dari mulut Sean, kertasnya bahkan sudah ia ganti dengan gelas kopi hitam. "Kenapa aku bisa terjebak disini? Aku bukan artis atau apapun itu"

"Kau sudah menandatangi pertemuan ini beberapa bulan yang lalu sebelum El pergi ke Perancis bos. Mereka bersusah payah mengambil harimu meski hanya beberapa jam kau akan tampil" Ungkap Brian malas, kadang dirinya sangat kesal dengan sifat atasannya yang brengsek ini.

"Mr. Addison... Sepuluh menit lagi acara akan dimulai, anda bisa mempersiapkan diri menuju belakang panggung" Ucap salah satu staf wanita televisi.

"Ya, terima kasih" Kata Sean datar.

Saat Sean akan beranjak dari tempat duduknya, ponsel Brian berbunyi, Sean menatap sekejap lalu berjalan dengan beberapa staf yang akan mengawalnya.

Sean sudah berada dibelakang panggung, dua menit lagi acara akan dimulai, seorang staf merapikan pakaian miliknya tentu saja dia acuh meski staf itu menggoda dirinya. Brian yang telah sampai pun hanya menghela nafas dengan sikap Sean dan staf itu, Sean yang hanya diam saja dan staf yang terus melakukan aksinya.

Brian berdeham lalu mengusir staf wanita itu secara hormat. "Kenapa kau diam saja? dia menggodamu"

"Aku tidak tergoda"

"El telah sadar sepuluh menit yang lalu"

Ucapan Brian membuat tubuh Sean membeku. Hampir sebulan El tidak sadarkan diri, meski semakin hari keadaan El semakin membaik tapi mata El masih tertutup. Keadaan seperti inilah yang Sean benci jika dirinya meninggalkan El di New York, yaitu saat El bangun dan Sean tidak berada disisinya.

"Aku tau pikiranmu ingin melarikan diri dari sini, tapi kumohon bos, acara ini hanya berjalan satu jam dan itu tidak lebih. Demi nama baikmu dan perusahaan"

Mata Elang Sean menatap Brian tajam. "Kau tak perlu memberiku nasihat"

Kaki Brian melangkah mundur dan  menaikan bahunya "Aku hanya ingin menyelamatkan gajiku"

Acara dimulai, Brian dan beberapa pengawal pribadi Sean berpencar mengawasi studio. Sean sudah berada di depan kamera bersama presenter Billy O'reily, salah satu presenter tersukses di Amerika. Audiens kebanyakan dari kalangan mahasiswa dan pengusaha baru.

Hampir 40 menit, acara berlangsung lancar, Sean pun menanggapi pertanyaan dengan lancar dan santai. Mulai dari pertanyaan mengenai kerajaan bisnisnya, kehidupan ayah beserta kakeknya yang mendirikan perusahaannya bahkan kehidupan pribadinya.

"All right, Sungguh sangat menyenangkan bisa berbicara dengan anda. Anda begitu sangat menginspirasi para penoton bahkan saya pun juga. Anda begitu mengejutkan bagiku, sungguh" Ungkap Billy O'reily dengan bangga