One

1.3K 38 1
                                    




Manhattan, New York City

Suara dentingan sendok dan piring beradu. Dengan musik klasik dan merdu yang dibawa oleh pemain piano diiringi perbincangan dari orang-orang dengan pakaian mewah dan mahal. Le Bernardin, restoran perancis yang terletak di 51st street, Manhattan. Restoran tersebut menyajikan makanan laut yang sangat mewah.

Namun tampaknya orang-orang yang bergelimang harta tersebut tidak memperdulikan keadaan kitchen room yang sangat sibuk. Para waiters berjalan cepat bahkan ada yang berlari untuk mengambil dan mengantarkan pesanan begitu juga para chef yang sangat kewalahan karena banyaknya pesanan yang harus dihidangkan.

Dan begitu juga seorang wanita yang sedang mencuci berbagai piring dan gelas yang kotor. Dia pun juga sangat kewalahan karna saking banyaknya piring dan gelas kotor yang harus segera dibersihkan. Eleanor Bruce, nama wanita cantik itu. Wanita berparas bak model dengan rambut brown bergelombang dan mata biru laut yang sangat membius kaum adam manapun jika melihat mata itu.

Dengan cepat dan cekatan, El membersihkan semua piring dan gelas kotor itu. Peluh keringat didahi El sangatlah banyak sesekali dia mengusap dengan lengan tangannya yang tidak terkena sarung karet tangan berwarna pink itu. Seperti biasa dijam malam seperti ini banyak pengunjung dari dalam maupun luar negri apalagi saat ini weekend yang tentu saja pengunjung disini sangatlah ramai.

11.00p.m waktu restoran mewah itu tutup. Saat ini para pegawai dan chef satu per satu pulang, tetapi tidak bagi El. Dia masih harus membersihkan piring dan gelas kotor yang sebentar lagi hampir selesai dan ikut pulang seperti para pegawai di restoran tersebut. Anna Harries, wanita dengan rambut blonde juga masih di restoran tersebut sebagai waiters. Dia adalah teman sekaligus sahabat El.

"Masih banyak?" Tanya Anna yang masih setia menunggu El yang sedang mencuci. Dia selalu menunggu El jika waktunya pulang karna dia takut jika pulang sendiri. Sebenarnya mereka tidak tinggal bersama hanya karna apartemen El melewati area apartemen Anna jadi wanita itu ingin pulang bersama sekaligus mengatarkan dia pulang.

"Jika kau sudah selesai, pulanglah terlebih dahulu. Aku harus menata piring dan gelas ini ke pantry" jawab El yang sedang menata piring dan gelas dengan hati-hati. "Astaga.. sudah kukatakan dengan ribuan kali jika 'aku takut pulang sendiri' apa kau tidak mengerti arti ucapan itu? Kau ini lulusan Columbia university El, dan kau tidak bisa mengerti arti ucapanku itu" geram Anna. Itulah sifat Anna cerewet dan menyebalkan akan tetapi dari sifat itu dia sangatlah loyal kepada semua orang bahkan dia bisa langsung dekat dengan orang yang baru 1 jam berkenalan dengannya.

"Dan dikoreksi aku belum lulus" koreksi El kepada Anna sambil melipat apron hitam itu dan disimpan dilemari bagiannya. "5 menit lagi, tunggu aku" tambah El dan langsung melaju keruang ganti baju. "Kurang seminggu juga dia akan lulus" guman Anna sambil menunggu El didepan pintu keluar bagian belakang restoran.

"Ayo kita pulang" ajak El bersemangat yang sudah berganti baju putih polos yang ditutupi jaket bomber hitamnya yang dipadukan celana jeans hitam dengan sepatu kets birunya.

New York City, kota tanpa tidur. Mungkin itu julukan yang bagus karena ditengah malam seperti ini masih banyak orang berkeliaran dan toko-toko yang sebagian masih buka. Mereka berjalan sambil bercengkerama dan sedikit bercanda. Jarak antara apartemen El dengan restoran hanya sekitar 10 menit. Setelah melewati apartemen dan berpamitan kepada Anna, El langsung berjalan menuju apartemennya yang sekitar tiga menit akan sampai.

Sementara ditempat lain yaitu NY Hustler Club, sebuah klub mewah yang berdiri di Manhattan. Suara dentuman musik yang sangat keras, puluhan orang asik menggoyangkan tubuh mereka mengikuti irama musik tersebut. Bau alkohol dan rokok tercium dimana-mana. Wanita berpakaian kurang bahan pun tersebar di area club tersebut seperti sedang memburu mangsa untuk ia makan.

Terlihat pula empat laki-laki tampan yang asyik bercengkerama sambil sesekali meminum alkohol yang ada dimeja tersebut. Tampan? Ya! Mereka adalah laki-laki yang paling diinginkan dikota. Mereka bukan aktor maupun model akan tetapi wajah mereka dapat menggalahkan ribuan aktor dan model dikota Manhattan atau bahkan didunia.

Selain tampan mereka juga kaya. Mereka sangat berpengaruh terhadap bisnis didunia karena diusia muda, mereka menjadi billionaire bahkan trillionaire. Sean Addison, Jack Bilis, Ian Miller, dan Theo Harmon. Itulah nama mereka yang sangat dihormati para pengusaha dan sangat diidolakan bagi wanita manapun.

"Aku dengar Quez's Corp akan membangun hotel diTokyo" ucap Jack setelah menghembuskan rokoknya. Jack Bilis, seorang pria tampan yang berasal dari Inggris. Dia menetap di Amerika sudah 7 tahun lebih. Alasan menetapnya adalah untuk mencari seorang wanita dari daratan Amerika. Dia tidak menyukai wanita di Eropa karna cinta pertamanyalah yang membuat hatinya beku. Selain itu dia juga memimpin cabang perusahan Carp's Corp milik keluarganya yang bergerak dibidang perhotelan.

"Aku juga mendengarnya. Banyak yang bilang hotel itu akan mengalahkan Liana's Hotel diTokyo" jawab Theo Harmon. Laki-laki kelahiran Ukraina ini memiliki rambut brunette dan jambang diwajahnya. Pemilik sekaligus pendiri Theo's Corp yang bergerak dibidang otomotif dan pesawat. Dia memiliki masalalu yang sangat buruk dikehidupan keluarga dan wanita. Theo remaja melarikan diri dari Ukraina ke Amerika hanya karena tidak ingin bertemu dengan keluarganya. Dan itu menjadikan Theo pribadi yang dingin sekaligus kaku terhadap orang-orang kecuali para sahabatnya yang mengenal masalalu dan perjuangan Theo untuk mendirikan perusahaannya.

"Bukannya Ashton Marquez pemilik Quez' Corp itu? Apa dia masih dendam kepada Sean?" Tanya Ian Miller pemilik club-club mewah yang tersebar hampir didaratan Amerika dan Eropa. Salah satunya club yang ia singgahi bersama para sahabat. Tipikal orang yang ceria sekaligus menyebalkan akan tetapi dia bisa menjadi dewasa disaat terdesak dan serius. Banyak yang tidak tau tentang kehidupannya bahkan para sahabatnya, katanya kehidupannya berjalan seperti orang pada umumnya.

"Biarkan saja, aku tidak peduli" ucap Sean langsung meminum tequila dan meletakan dimeja. "Aku menjamin hotel itu tidak akan pernah bisa mengalahkan Liana's Hotel" tambahnya sambil menarik suduk bibirnya, meremehkan. Sean Addison, pendiri sekaligus pemimpin bagi perusahan Ackerley's Corp yang bergerak dibidang perhotelan dan gedung perbelanjaan didaratan Amerika sekaligus memproduksi wine terbaik di Eropa. Dia laki-laki yang tidak percaya akan komitmen. Masalalunyalah yang membuat ia tak percaya maka dari itu Sean hanya memiliki hubungan tidak lebih dari seminggu. Dia jerk dan player.

Selain itu dia juga pemimpin X'High sebuah bisnis ilegal yang melaksanakan pengiriman senjata ilegal dan narkoba. Banyak yang tidak mengetahui siapa pemimpin jaringan mafia kelas atas tersebut. Banyak agent dan kepolisian yang ingin menangkap pemimpin tersebut akan tetapi seorang pemimpin X'high sangatlah licin seperti belut. Dia cepat bergerak seakan ada yang memberi tau jika pemerintah akan menagkap jati diri seorang pemimpin X'high. Hanya para sahabat dan orang kepercayaannyalah yang mengetahui siapa X'high.

"Kita lihat saja, akan sampai mana Quez's Corp berjalan. Dan aku masih yakin kita akan berjalan lebih satu langkah dari bastard itu" ucap Sean dengan smirk yang muncul diwajah tampannya



Maaf typo bertebaran😆

19 Maret 2019

I found a Love (Update!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang