1.One

423 16 0
                                    

playlist : Love Yourself - Justin Bieber

.
.
.

El pun terduduk dijalan yang untungnya sepi dari pejalan kaki. Ia menangis akan penyakitnya. Ia menangis akan jalan hidupnya. Dan ia sangat merindukan pelukan ibunya.

Laki-laki yang sedari tadi mengikuti dirinya hanya bisa melihat gerak-gerik El tanpa menghampirinya.

Rasa sakit itu semakin luar biasa sakitnya. Wajah itu pun juga semakin pucat.

'Bawa aku pergi Tuhan'

Itu yang sedari tadi yang berada dipikiran El.

El pun tersungkur di jalan sembari memegang dadanya.

.
.
.

KlikKlikKlik '🌟' and Comment!
Thankkk You!❤

"Ada apa?" Suara laki-laki menghiasi ruangan yang saat ini terdapat tiga pria dan 4 wanita.

"El tidak bisa dihubungi" Ucap Ian khawatir tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel yang berada digenggamannya.

"Mungkin sudah tidur, ini tengah malam bro" Ucap Jack sambil memainkan rambut wanita entah siapa namanya yang duduk disampingnya.

"Aku akan ke apartementnya"

"Adikmu sudah besar dan dewasa dude! Tenanglah"

"Aku hanya memastikkan saja. Sial! El sangat keras kepala seperti pria tua itu."
Ian sangat geram dengan pemikiran El yang sama seperti ayah mereka.

"Apa kau tidak ingin mengenalkan ki... Hei!" Ucapan Jack terpotong dengan keluarnya Ian dari ruangan tersebut.

Helaan nafas dari seseorang pun terdengar di ruangan bernuansa abu-abu. Tatapan mata tersebut tertuju kepada wanita yang saat ini terbaring di ranjangnya.

Hampir sepuluh menit ia hanya menatap tanpa melakukan apapun, hingga suara erangan wanita tersebut terdengar.

Terbukalah mata indah yang sebelumnya tertutup. El meringis ketika jantungnya berdetak cepat, ia pun segera mengambil oksigen sebanyak mungkin dan mengeluarkan sebisa mungkin.

Setelahnya dirasa reda, El mengedarkan pandangannya ketempat yang saat ini dia pijaki. Ia terkejut dengan seseorang yang sedari tadi menatap dirinya.

"Apa?" Tanya El kepada seseorang yang saat ini menatapnya sambil memijat sisi pelipisnya.

"Apa kau akan seperti ini terus?" Pertanyaan itu terlontarkan dari seseorang yang sedari tadi menatap El dengan datar.

"Aku sudah minum obat seperti yang kau anjurkan"

"Tapi obat itu tidak mempan El!" Gertak orang tersebut kepada El hingga membuat El terpaku.

"Aku tidak ingin merepotakmu Justin" Lirih El dengan menundukan kepalanya. Justin langsung duduk disamping ranjang dan memegang kedua tangan El.

"Listen to me. Aku tidak merasa direpotkan El. Terimalah bantuanku"

"Justin"

"Kalo kau merasa terepotkan jadilah kekasihku El"

"Justin! Kau ini apa-apaan! Hah!"

"Aku menyayangimu... Bukan... Tapi aku mencintaimu El, semenjak kau datang kedalam hidupku El" Ucap tegas Justin.

"Justin kau tak bisa seperti ini"

"Aku bisa. Aku sudah lama El mencintaimu. Setiap kali diriku ingin menyatakan selalu saja ada halangan. Will you be mine?"

I found a Love (Update!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang