4. Eight

156 8 30
                                    

🎶 Kygo, Selena Gomez - It Ain't Me


I Found a Love

✨✨✨

Manhattan, New York City

Hampir dua minggu setelah kejadian ditemukannya El disebuah rumah sakit dengan identitas Josephine.

Dan sudah dua minggu akhirnya El menerima perawatan untuk jantungnya.

Dua minggu pula, ayah dan teman-teman El selalu berdatangan. Sean selalu menemani dirinya. Bahkan ruangan El yang semula kecil sekarang dipindahkan di ruang berkelas di rumah sakit Bellevue.

Meski perawatan menjamin berlangsungnya hidup El, tetapi karena dahulu El sering menolak akhirnya jantungnya seakan tidak menerima perawatan tersebut.

Pihak dokter mengatakan jika jantung El harus segera di transplantasi. Sean yang sedang mendengarkan para dokter berbicara hanya diam.

"Kami sungguh minta maaf Mr.Addison. Kami hanya ingin yang terbaik bagi Ms.Bruce, perawatan saja tidak cukup untuk jantungnya. Ms.Bruce memerlukan jantung baru, karena jantungnya sama sekali tidak merespon dan itu membuat Ms.Bruce kesakitan" Jelas salah satu kumpulan dokter yang berada di ruang rapat rumah sakit tersebut.

"Bukankah harus menunggu seseorang meninggal dahulu agar Ms.Bruce mendapatkan jantung?" Tanya Sean. Sean hanya sendiri.

"Ya. Bukan hanya jantungnya saja yang kami seleksi. Tapi masih banyak faktor yang harus kami seleksi seperti golongan darah, ukuran jantung dan kondisi jantung dari sang pendonor" Jelas dokter tersebut.

Sean menghela nafas, ia mengusap wajahnya lelah. Sean harus menyelamatkan El, wanitanya. Harus.

"Kami akan mengusahakan Ms.Bruce mendapatkan jantung terbaik. Kami sudah bekerja sama dengan berbagai rumah sakit di Amerika untuk pencarian pendonor jantung"

"Sampai kapan?" Tanya Sean lemah.

Dokter yang menjelaskan tadi menunduk. "Maafkan kami"

Sean berdiri setelah mengambil nafasnya dalam-dalam. "Aku tunggu, tetapi aku tidak ingin lama. Aku tidak ingin Ms.Bruce kesakitan lagi. Usahakan pencarian pendonor jantung dipercepat"

"Baik Mr. Addison"

Tak lama, Sean keluar diikuti Justin yang sedari tadi hanya diam di ruang rapat.

"Aku akan membantu El supaya tidak kesakitan lagi. Aku memiliki beberapa teman dokter dan itu cukup membantu El agar mendapatkan jantung terbaik" Ucap Justin.

Sean hanya mengangguk tanpa menoleh ataupun menghentikan langkahnya.

Langkah Sean sudah berada di pintu kamar El.

"Sean?"

Sean yang merasa terpanggil menunda membuka kenop pintu ruangan El. "Mr.Miller"

"Bagaimana kabarmu nak? Aku sering menjenguk El tetapi kau selalu tidak ada" John menepuk bahu Sean.

"Baik Mr.Miller. Mungkin saat kau datang, aku sedang keluar"

I found a Love (Update!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang