6[SAH]

11.2K 708 20
                                    

Happy reading♡
_________________

Syahlan>Alan

Saat kecil membayangkan pernikahan gue nanti akan megah dan meriah, tapi kenyataannya tidak. Menikah dengan cara datang ke KUA dan mengucapkan ijap kabul itu saja.

Sudah duduk di depan bapak penghulu, Jantung tiba-tiba berdetak kencang bersamaan dengan jarum jam yang terus berputar ke arah kanan. Di samping sudah duduk Salbia dengan mengenakkan kebaya putihnya. kebaya yang di desain elegan di bawa mami dari kota.

Dalam satu tarikan nafas gue berhasil menghalalkan Salbia. Orang-orang yang menjadi saksi bersorak gembira.

Salbia mencium punggung tangan gue, setelahnya gue balas dengan mencium keningnya.

"Selamat, kita sah jadi kerabat!"

"Akhirnya janji dulu kita terkabulkan"

Saking bahagianya paman
Javid dan papi berpelukan lalu berjingkrak-jingkrak kegirangan.

Mami berjalan menghampiri dengan senyum merekahnya. "Akhirnya putra mami yang tampan ini tidak akan tidur sendirian lagi."

Gue terseyum kecut. "kok senyumnya kayak nggak bahagia gitu sih?"Mami mencubit pipi gue sampai melebar.

"Senyum yang ikhlas dong sayang."

"Hem."Gue senyum selebar lebarnya.

"Malah kayak Joker."

Usai ijab kabul kini saatnya arak-arakan kan keliling kampung menaiki delman yang sudah di hias.

Rasanya malu sekali harus keliling kampung naik delman. Tidak pernah terbayang semuanya akan seperti ini.

Tidak terasa malam sudah tiba. Kami sekeluarga baru saja selesai makan malam bersama. Baru juga sah papi gue yang tengil udah minta cucu aja.

"Ngebuat dong ngebuat."Heboh papi.

"Gak sabar deh pengen punya cucu."Timpal paman Javid sambil menatap gue dan Salbia bergantian.

"Semoga saja sekali buat langsung jadi
dua, atau kalau enggak dua empat juga boleh."sambung papi menaik turunkan alis nya menggoda.

"Ini sudah malam, kalian pasti
lelah, kan? Lebih baik kalian pergi beristirahat di kamar."kata Ambu.

Gue dan Salbia menganguk, Kami berdua berjalan menaiki tangga. Baru menaiki dua anak tangga, papi berteriak kembali menggoda.

"Langsung terkam, Lan!"

"Ish, apaan si papi heboh banget!"

Menjatuhkan diri di atas kasur. Akhirnya yang gue tunggu-tunggu tiba, yaitu pulang kembali ke kota.

"Kang Alan gak mau mandi dulu?"

"Gak usah manggil gue kang!"

"Emangnya gue tukang kebun apa?!"

"Terus aku harus manggil apa?"

"Terserah."

"Yaudah, suamiku?"

"Alay banget Suamiku"

"Panggil aja mas."

***

Terbangun karena merasa celana  basah. Membuka mata perlahan dan di lihatlah Salbia yang kini berdiri
di hadapan gue sambil menutup hidungnya dengan ekspresi jijik.

"Ngapain lo?"

"Ihh, mas Alan ngompol."Pekiknya.

Ngompol? Gue mengeryit.

Istri kampung ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang