23[Bertemu lagi]

6.8K 536 3
                                    

Happy reading 🦊
____________________

Salbia>Bia

Kemarin Abah dan Ambu sudah pulang ke kampung di antar papi.

Saat ini aku sedang berada di rumah mas Aldo, bermain bersama Altar.

Mas Alan sudah mengizinkanku untuk datang ke sini. Lagi pula
mas Alan sudah tiga hari ini sibuk menemani Nadin di rumah sakit.

"Altar makan siang dulu sini."Aku berjalan menghampiri Altar. Anak laki-laki itu sedang menyusun mobil-mobilan miliknya di atas sofa.

"Al nggak lapar ante "Mendesah pelan. Ternyata lumayan sulit membujuk  anak untuk sekedar makan saja.

Tapi, apapun itu aku harus sabar. Mengurus Altar adalah bagian dari pembelajaran hidup untuk
mengurus anakku kelak nanti.

"Siapa yang mau ikut Daddy jalan-jalan keliling taman kota?"Tanya Mas Aldo dengan suara lembut khas seorang ayah dari arah tangga.

Altar mengacungkan jarinya.
"Al."Jawabnya bersemangat.

"Al mau jalan-jalan keliling taman Kota sama daddy dan ante Bia."
Ujar Altar dengan gemasnya. Dia meraih tanganku lalu memegangnya.

"Boleh."

"Yeyey!"Anak laki-laki itu  berjingkrak-jingkrak kegirangan.

"Tapi ada syaratnya."Lanjut mas Aldo.

"Syaratnya apa, dad?"

"Harus makan siang dulu."

Antar mengangguk cepat. Anak itu menoleh ke arahku. Dia membuka mulutnya lebar-lebar. "Aaaaa."

"Makannya harus sambil duduk, ya.
Sini duduk di samping tante."aku menepuk-nepuk sofa di samping.

Sore harinya aku, Altar, dan mas Aldo sudah bersiap hendak berjalan-jalan sore keliling taman kota naik motor.

Altar duduk di depan, aku duduk di jok belakang sedangkan mas Aldo yang mengendarai sepeda motornya.

Jika di perhatikan kami terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia. Apakah mungkin suatu saat nanti akan tiba moment dimana aku, mas Alan, dan anakku kelak berada di posisi kita sekarang ini?Mungkin saja.

Langit sore bewarna oranye terlihat indah di pandang. Banyak orang keluar rumah untuk sekedar berjalan-jalan bersama orang yang mereka sayang, ada pula orang yang menikmati kesendirian di taman
sore hari yang tampak ramai ini.

Mas Aldo memarkirkan sepeda motornya terlebih dahulu. Kami bertiga bergandengan tangan memasuki area taman kota bersama.

"Daddy Al mau memancing!"Heboh Altar menunjuk-nunjuk tempat bermain pancing-pancingan ikan.

"Ayo ante kita mancing!"Altar menarik ku mendekati tempat sang pembuka jasa permainan memancing.

Mengerut kening aneh saat melihat ikan yang ada di kolam kecil tidak bergerak. Bahkan kolam kecil itu di hiasa oleh bola-bola bewarna warni. Seingatku kolam ikan di kampung tidak lucu seperti ini? Bahkan kolamnya juga lebih besar.

"Mas Aldo kok kolamnya gini? Ikannya juga gak hidup. Apa semua ikan di sini sudah mati?"Tanyaku mengerut heran menatap mas Aldo, Mas Aldo tertawa mendengarnya.

"Itu kolam mancing anak-anak. Mancingnya pake ikan bohongan."

"Oh, ikannya bohongan, ya?"Mas Aldo menganguk mengiyakan.

"Ante Al mau ikan warna biru."

"Hap! Kena"

"Yeay."

Istri kampung ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang