21[BeRtIgA]

7.1K 526 12
                                    

Happy reading 🦊
____________________

Salbia>Bis

Taman suropati tempatnya
tepat berada di kota Jakarta. Kami sekarang berada di sana.

Melebur dengan alam nan hijau
dan udara pagi semilir. Tidak lupa bunga-bunga berwarna-warni menambah kesan keindahan taman.

Mas Alan menggelar tikar lalu Setelahnya aku mengeluarkan beberapa cemilan dan minuman di dalam keranjang rotan.

Melihat ada beberapa keluarga kecil yang datang ke taman ini untuk sekedar piknik kecil-kecilan.

"Pas kita masih Smp kita sering ya Lan, datang ke taman ini. Piknik berdua, makan es krim berdua."Nadin menghela napas sejenak."Aku kangen kita dulu yang kemana-mana bareng."

"Iya, dulu setiap hari minggu kita sering piknik ke taman ini. Udah
lama juga aku gak datang ke taman Suropati."Ujar Mas Alan mengenang kenangannya dulu bersama Nadin.

"Bagaimanapun itu dulu."Aku menimpali sambil menyandarkan kepala di bahu mas Alan. Jelas sekali sorot mata Nadin berubah menajam.

"Alan aku mau es krim."Pinta Nadin  manja. Wanita itu melengkungkan bibirnya ke bawah, so lucu. Iuhhh.

"Rasa apa?"Tanya mas Alan antusias.

"Strawberry!""Ujar keduanya kompak setelahnya mereka berdua tertawa. Padahal menurutku itu tidak lucu.

"Kamu mau?"Mas Alan bertanya kepadaku. Tentu saja aku mau.

"Aku mau rasa coklat."

"Kalian tunggu di sini."

Kami berdua pun mengangguk.

"Denger kan? Alan masih ingat tentang kenangannya dulu sama gue. Bahkan rasa es krim kesukaan gue aja dia masih mengingatnya. Sedangkan kenangan lo dan dia apa? Gak ada!"

Meraih satu buah apel kemudian mengigit buah apel itu sedikit.

"Coba kita kenalan sekali lagi."Aku mengulurkan tangan. Nadin hanya menatapnya sekilas tak berniat membalas uluran tangan itu.

Menarik kembali tanganku. "Kamu sahabatnya? Kenalin, aku istrinya."

kudapatkan kata-kata itu saat men scroll beranda vidio di aplikasi tt.

"Istri?"Nadin tertawa remeh.

"Gue kasih tau ya, kebanyakan orang yang nikah tanpa cinta berakhir cerai!" Nadin sengaja menenakan kalimat akhir. Cerai, Itulah keinginan Nadin untuk rumah tanggaku.

"Mbak pura-pura sakit ya?"

Mendengar pertanyaanku barusan  mata Nadin melotot, ekpresinya seakan menjelaskan jika dia terkejut.

"L-lo ngomong apa si!"

"Gue bener sakit. Lo jangan nuduh yang enggak-enggak deh!"Sentaknya.

Tanpa merasa segan aku beranjak
lalu mencengkram pipi wanita itu.

"Masa orang yang lagi sakit masih bisa gatel sama suami orang? Waras mbak?"Perkataan di campur ledekan yang langsung membuat Nadin menggeram. Bahkan wanita
itu menggertakan giginya.

Istri kampung ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang