16[Leukemia?]

9.3K 607 20
                                    

Happy reading 🦊
____________________

Syahlan>Alan

Papi sengaja mengadakan pesta jamuan pernikahan gue dan Salbia besar-besaran di gedung Candy.

Gue dan Salbia jadi sorotan para tamu yang hadir di pesta ini. Bahkan kedua mertua pun menyempatkan datang.

Salbia mengenakan gaun bewarna merah. Rambutnya di gerai dan bergelombang, terdapat mahkota berlian di atas kepalanya. Wanita itu terlihat cantik bak putri kerajaan.

Dengan mengenakan tuxedo hitam, menambah citra ketampanan gue.

Saling bergandengan menuruni satu persatu anak tangga. Menyapa beberapa tamu ramah tamah.

"Istri tuan Syahlan begitu cantik. Beli di toko mana?" Tanya pria tua, gue kenal sebagai rekan kerja di kantor.

"Saya tidak membeli, tapi saya menikahinya."Jawab gue santai.

Pria itu tertawa."Jangan di anggap serius, saya hanya bercanda tuan."

"Selamat ya atas pernikahannya. Semoga langgeng sampai tua kelak." Tuan Gio dari perusahaan Then Group menjabat tangan gue.

"Terimakasih tuan."

Salbia menyapa pria itu dengan senyuman. Tuan Gio juga hadir bersama istrinya.

Naik ke atas panggung menyapa
para tamu yang hadir. Papi mulai memperkenalkan Salbia kepada semua orang. Banyak reporter ikut hadir di acara ini untuk mempublish berita hari esok. Berita hangat tentu.

Banyak ucapan selamat dari para tamu. Setelah acara perkenalan, mulailah acara berdansa di lantai dansa yang sudah di siapkan.

Kemarin Salbia dan gue latihan dansa mati-matian hanya untuk acara ini.

Kini kami berdua berdiri saling berhadapan. Mula-mula gue melingkarkan tangan kanan di pinggang Salbia, Kemudian Salbia meletakan tangan kanannya di pundak gue, tangan kiri kami berdua menyatu dan di angkat sedikit tinggi.

Tak tak tak. . .

"Mas banyak orang yang liatin kita."

"Gak usah liat ke mana-mana. Pokus tatap gue dan ikuti langkah dansa."

Wanita itu melingkarkan tangannya di leher gue. Wajah kami begitu dekat, bahkan aroma parfumnya pun bisa tercium. Kami saling lempar senyum, itu cukup untuk menyakinkan para tamu bahwa kami berdua pasangan suami istri baru yang sangat bahagia.

"Nona Nadin pingsan!"

°°°•••

Tiba-tiba kemarin malam saat acara berdansa Nadin jatuh pingsan. Tanpa menyelesaikan acara gue segera membawa Nadin ke rumah sakit.

Menurut pemeriksaan dokter Nadin mengidap penyakit LEUKEMIA.

Berita itu seperti sambaran petir di malam hari. Nadin, wanita yang sejak kecil menemani gue. Dia sekarang mengidap penyakit parah seperti ini?

Nadin berbaring lemah di atas brankar, Tangannya sudah di pasang selang infus. Wajahnya pucat.

"Kenapa kamu nggak bilang kalo kamu sakit?"Gumam gue menatap Nadin yang masih menutup kedua matanya. Salbia, mami, papi berdiri tidak jauh memperhatikan.

"A-alan."Lirih Nadin. Jelas gue mendengarnya. Meraih tangan Nadin lalu mengecupnya lembut.

"Aku di sini."

Istri kampung ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang