13[Spa di rumah]

8.9K 612 16
                                    

Happy reading 🦊
____________________

Salbia>Bia

Kemarin sore aku dan mas Alan sudah kembali ke rumah. Senang bisa pergi ke pulau bintan, pulau itu sungguh menyimpan banyak keindahan alam.

Kini aku sedang mengeringkan rambut basah mas Alan
menggunakan handuk. Pria itu duduk di kursi, sedangkan aku berdiri di belakangnya.

"Ternyata punya istri ada enaknya juga."Mas Alan berujar sembari sibuk mengotak atik layar hp.

Meletakkan handuk di atas meja rias lalu mengacak-acak rambut mas Alan menggunakan tangan, memeriksa apa rambutnya sudah kering apa belum.

"Makasih."

Dia menoleh menatapku. "Untuk?"

"Untuk jalan-jalan ke pulau bintan."

Pria itu terseyum tipis. "Kita pergi ke sanakan tujuannya untuk hanimun."

"Hem, iya."

Mas Alan berdiri dari kursi kemudian mengambil sesuatu dari dalam laci.

"Ini hp buat lo."

Menerima hp bewarna ungu muda itu. "Untuk apa ini?"

"Kalo gue kerja, terus lo kangen tinggal telpon aja. Gue udah simpen nomor gue di kontak lo kok."Jelasnya.

Memperhatikan benda pipih bewarna ungu itu, keningku mengerut.

"Bagaimana cara menelpon mas?"

"Sini gue jelasin."Pria itu mulai menjelaskan bagaimana cara menelpon dan menggunakan
aplikasi lainnya secara perlahan.

"Nah, Gitu. Ngerti?"

"Ngerti. Aku cobain nelpon mas ya?"

Sebagai jawaban mas Alan menganguk mengiyakan.

Drt drt drt....

"Angkat."

"Halo mas Alan, halo."

"Halo Salbia, halo."

Aku tertawa saat mas Alan mengikuti ucapanku lewat sambungan telpon itu.

Tut...

"Mas Alan."

"Gue udah matiin telponnya."

"Kok di matiin?" Protes sembari berjalan menghampirinya, mas Alan malah pokus memasang dasi.

Drt drt drt...

Kembali aku menelponnya.

"Mas angkat, ih."

"Buat apa nelpon? Jarak kita sekarang dekat."Tuturnya mematikan panggilan telpon dariku.

Dengan iseng aku terus menelponnya.  Rasanya senang membuat dia kesal.

Drt drt drt...

"Salbia."

"Angkat, mas."

Tut..

Drt drt drt ..

Dia terus menolak panggilan telpon sebaliknya aku terus menelponnya, sampai mas Alan mengambil paksa kembali hp pemberianya tadi. 

Tatapan mas Alan yang tidak bisa di artikan itu berhasil membuat bulu kudukku merinding. Perlahan aku melangkah mundur, sampai akhirnya aku hampir jatuh terpeleset karena menginjak handuk basah di lantai.

Istri kampung ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang