12[Pulau bintan #2]

8.9K 637 15
                                    

Happy reading 🦊
____________________

Syahlan>Alan

"Gimana Erik? Ketemu gak?"Tanya gue panik. Karena asyik bermain bola voli bersama Erik gue sampai tidak sadar bahwa Salbia tidak ada di tempatnya. sekarang kami sedang mencari wanita nakal itu.

"Tidak ada tuan, saya sudah mencari nyonya ke villa, namun tidak ada."

Mengusap wajah kasar. Bisa habis gue di omelin papi mami jika pulang  tanpa membawa menantu mereka.

"Cari terus, minta bantuan!"

"Baik tuan!"

"Itu cewek kemana lagi." Menelisik orang-orang, mata gue tertuju kepada seorang wanita mengenakan dress putih, gue berlari menghampirinya.

"Salbia!"Menepuk pundak wanita itu pelan, dia langsung menoleh.

"Nama saya bukan Salbia tuan."Ujar wanita yang sempat gue kira Salbia.

"Oh maap, saya kira anda istri saya."

Hampir satu jam lebih gue mencari Salbia, akan tetapi wanita itu belum juga di temukan. Merasa lelah gue pun mampir di kedai es krim.

Mendadak mata menyipit. "itu kan Salbia."Dengan langkah cepat gue menghampirinya. Kali ini gue yakin itu dia!

"Biasanya di kampung aku jualan jamu, tapi karena sekarang aku sudah menikah, ikut suami ke kota."

"Oh ternyata kanu sudah menikah. Pasti kamu dan suami kamu ke sini  sedang honeymoon benar?"

"Kok mas tau?"

"Tau lah, setiap bulan banyak pasangan suami istri baru yang datang bulan madu ke sini."

Salbia tampak mengobrol dengan seorang laki-laki. Bahkan wanita itu tertawa bersama laki-laki asing.

"Salbia!"Panggil gue menatap Salbia dan pria asing itu bergantian.

"Eh, mas Alan?"Sahutnya santai.

Menarik tangan Salbia membawanya mendekat. "Saya suami nya."

"Mas Amir, ini suami aku."

Mas Amir? Bahkan laki-laki asing Salbia sebut dengan panggilan mas?

Pria bernama Amir itu mengulurkan tangannya. "Amir."

Hanya menatap sekilas tanpa berniat membalas uluran tangannya.

"Kenapa bisa sama dia?!"Bisik gue.

"Aku beli es krim tapi belum bayar. kata mas Amir gak papa gak bayar, aku tinggal temenin dia ngobrol aja."Salbia ikut-ikutan berbisik.

"Modus."Cibir gue.

Segera mengeluarkan dompet dari dalam saku celana. "Berapa?"

"Tidak perlu di bayar, nona Salbia sudah menemani saya mengobrol sebagai bayarannya tadi."Katanya.

"Bisa bayar pakai black card?"

Istri kampung ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang