31[Alam bawah sadar]

8.3K 537 7
                                    

Salbia>Bia

Tidak tau sekarang aku berada di mana. Tempat ini begitu indah, banyak pohon rindang serta bunga,
udara di tempat ini juga terasa sejuk.

Menarik nafas kemudian menghembuskan nya perlahan. Kaki ku melangkah mendekati sebuah danau, aku duduk di pinggiran danau itu kemudian bermain-main kecil.

Air danau ini begitu jernih, bahkan aku bisa melihat sekumpulan ikan berenang santai dengan cantiknya.

Seekor kupu-kupu tiba-tiba hinggap di hidungku. Kupu-kupu itu dapat dilihat dari jarak dekat, Perlahan aku memindahkan kupu-kupu itu ke jari telunjuk, kupu-kupunya diam seakan mengisyaratkan rasa nyaman.

"Cantik sekali."

"Terimakasih. Kamu juga cantik."

Menoleh ke kanan dan ke kiri mencari sumber suara. Baru aku menyadari bahwa di tempat ini tidak ada siapa-siapa hanya ada aku di sini.

"Suara siapa tadi?"

"Hey, aku di depan mu."Suara itu terdengar lagi. Di depanku? Aneh sekali tidak ada siapapun di depanku selain kupu-kupu bewarna biru ini.

"Kamu bisa bicara?"Aku bertanya pada si kupu-kupu. Aneh sekali bukan, seorang manusia bertanya pada hewan? Ini sungguh tidak masuk akal. Logika pun tidak setuju.

"Iya, aku bisa berbicara."

Saking kagetnya tubuhku jatuh langsung terjungkal kebelakang. Kupu-kupu itu benar-benar bisa berbicara! Keajaiban apa ini?!

"Awhs!"bokongku sakit rasanya.

"Jangan takut."Katanya."Aku baik."

"K-kamu siluman?"Memberanikan diri untuk bertanya. "Kupu-kupu?"

Kupu-kupu itu tertawa."Bisa di bilang seperti itu. Aku tidak akan melukai kamu karena kamu adalah tamu istimewa di alam bawah sadar ku"

Memposisikan diri untuk duduk, Merasa waspada pada si kupu-kupu itu, takut-takut dia menyihir ku jadi seekor kupu-kupu sama sepertinya.

"Alam bawah sadar?"Tanyaku tidak mengerti.

"Dan, kenapa aku bisa ada di sini?" Kupu-kupu itu tidak menjawab.

"Kupu-kupu aku barusan bertanya, kenapa aku bisa ada di sini?"Aku ulangi pertanyaan tadi. Kupu-kupu masih saja diam tidak menjawab.

"Bilang saja gak tau!"

Tiba-tiba kepalaku terasa sakit. memegangi kepala yang rasanya seperti mau pecah. Sakit di kepala ini aku rasakan hanya beberapa menit kemudian setelahnya rasa sakit itu menghilang di gantikan oleh
sebuah penglihatan aneh.

°°°

"Ayo neng Siti sebentar lagi bayi nya keluar!"Kata seorang wanita. aku mengenalnya, wanita ini seorang paraji di kampung ku dulu. Bi Iyem.

Di kampung ku Jika ada seorang ibu yang sudah mau melahirkan sehingga tidak sempat untuk dibawa ke bidan, maka ibu itu bisa di bawa ke paraji.

Kening mengerut saat melihat Ambu berbaring di atas tempat tidur dengan banjir keringat di keningnya. Ambu sedang berusaha melahirkan. Tunggu, tunggu, ambu melahirkan? Apa aku akan mempunyai adik lagi?

"Ambu melahirkan? Astaga, di umur segini ini aku akan mempunyai adik? Seharusnya aku yang memberikan seorang cucu pada Ambu, bukan Ambu yang malah memberikan adik lagi padaku."Aku berceloteh sendiri di depan pintu. "Cukup satu, Azril saja!"

Owe owe owe.....

Tangisan bayi terdengar. Aku berlari menghampiri Ambu, melihat bayi mungil yang masih merah itu di gendongan bi Iyem. Adik baru?

Istri kampung ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang