58[Seseorang]

7.7K 397 4
                                    

Syahlan>Alan

Merasa tidak tenang meninggalkan Salbia dan anak-anak dalam waktu lama, gue pun memutuskan untuk pulang tiga hari lebih awal dari perkiraan pekerjaan selesai.

Salbia menyambut kepulangan gue dengan bahagia. Istri gue tersayang itu menyiapkan berbagai hidangan makanan kesukaan suaminya ini.

"Yah, mereka lagi tidur kasihan di cium-cium terus pipinya. Nanti
nangis bunda juga yang harus nenangin."Kata Salbia sambil meletakkan segelas teh hangat di atas meja lalu duduk di tepi ranjang.

"Lagian anak-anak kita kenapa pada gemesin banget sih? Jadi pengen cium, cubit, dan gigit pipi bakpao nya."Ujar gue mencium pipi
Salbira yang wangi khas bayi.

"Serem banget sampe mau di gigit."

"Hehe, gigit dikit boleh lah."

"Boleh, asal kalo nangis jangan nyari bunda. Bunda mau scroll tiktok, awas kalo ganggu."Decih Salbia sembari
memasang headset di telinganya,

"Perasaan bunda tiktok-kan mulu."

Tidur sambil memeluk anak-anak memang kebiasaan baru bagi gue sekarang.

Meski sudah disiapkan satu kamar untuk anak-anak, kami berdua lebih memilih tidur bersama mereka ketimbang tidur terpisah.

"Anak-anak ayah nyeyak banget bobo nya."Memperhatikan sudut bibir Syahril sedikit terangkat ke atas membuat gue yang melihatnya langsung merasa gemas.

"Anak ayah mimpi apa sampe senyum-senyum begitu?"Mengelus kening Syahril pelan penuh kasih sayang. "Pasti mimpi cewek cantik."

"Ayah."Panggil Salbia, gue menoleh.

"Iya kenapa, Bun?"

Dia beranjak dan mendekat.

"Bunda boleh gak ikut tren tiktok ini?" Kening mengeryit saat melihat sebuah Vidio wanita yang menggoyangkan pantat dengan asyiknya.

"Boleh gak, yah? Ini lagi tren bang-"

"Gak!"Sela gue mendelik tajam.

Tren apaan itu? Goyang pantat kanan kiri, itu hanya mengundang hawa nafsu kaum pria yang melihatnya. Dan mana mungkin gue mengijinkan Salbia mengikuti tren itu!

"Kok gak boleh? Sekali aja, yah."Wajahnya berubah
memelas, gue menggeleng.

"GAK BOLEH!"

"Bunda mau pamerin pantat bunda ke orang-orang gitu? Biar apa sih begituan? Udahlah jangan ngikut tren-tren."Oceh gue merebut handphone di tangannya.

"Sekarang udah malam, lebih baik bunda cepat tidur!"Menarik lengan Salbia pelan kemudian menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur.

"A-ayah kok gitu."

Cengo ketika Salbia menangis secara tiba-tiba. "Loh, kok nangis?"

"Ayah marahin bunda huaaaaaaa."Tangisnya semakin menjadi-jadi. karena tidak mau tidur nyenyak anak-anak terganggu refleks
gue membekap mulutnya.

"Diem sayang, anak-anak lagi tidur."

"Emphhh."

Melepas bekapan. "Jangan nangis."

"Sekarang tubuh bunda gendut dan
udah gak cantik, iya kan?"

"Ayah pasti udah gak cinta lagi sama bunda."Tidak cinta sampai rela pulang lebih cepat dari Amerika hanya karena mengkhawatirkan nya.

"Kata siapa ayah nggak cinta lagi sama bunda, hem? Ayah cinta kok."Menyibakkan anak rambut Salbia kemudian memeluknya

"Cinta banget."Mengecup keningnya sayang.

Istri kampung ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang