40[Kabar Gembira]

8.7K 516 24
                                    

Syahlan>Alan

Pulang kerumah di sambut oleh kesunyian malam. Masuk ke kamar tidak mendapati Salbia di dalam sana.

Mencari wanita itu di kamar mandi, dapur, hingga ruang tengah dan ruang keluarga tetap dia tidak ada.

"Salbia kemana?"Sejenak  duduk. Mungkinkah dia ikut bersama mami dan papi pergi ke pesta ulangtahun pernikahan teman mereka.

Ting tong!

Bel rumah berbunyi, gue segera beranjak dari sofa lalu membuka pintu. Setelah melihat siapa yang datang kening mengerut dalam.

"Kok kalian berduaan?"Melontarkan pertanyaan pada Erik dan Salbia. Kenapa bisa kedua orang itu bersama malam-malam begini. Apa mereka harus dicurigai? tidak, mana mungkin Erik berani.

"Aku mau ke kamar mandi dulu. udah gak tahan."Salbia berlari begitu saja, entah apa yang dia tahan.

Erik masuk dengan santainya, duduk di sofa sembari menyilang kan kaki.

"Tuan tolong buatkan saya teh dong."

Gue berdecak."Heh, mau saya potong gaji bulanan 50%?"

"Eh becanda tuan, jangan marah nanti tensi darahnya tinggi."

Berdecih sambil mendelik. "Kalian habis dari mana? Keluar rumah tau-tau pulang berdua. "

"Tuan cemburu?"

"No! "

"Terus nada bicaranya kenapa kedengaran posesif? Kayak suami takut istri nya di embat cowok lain."

"Mana mungkin ada cowok yang mau sama istri jelek saya itu." Cetus gue kemudian merasakan pukulan keras di bagian punggung. Rupanya Salbia sudah berdiri di belakang, memasang wajah garangnya dan berdecak.

"Cantik-cantik begini di bilang jelek. Mata mas emang minus!"

"Iya Bi, mata si bos emang minus."Erik menimpali sambil terseyum mengejeknya.

"Diem kamu!"Gue menggerutu dalam hati, pukulan Salbia tadi sakit sekali.

Menatap Erik dan Salbia bergantian."Jawab jujur tadi  kalian habis dari mana? Kok pulang berdua?"Tatapan mulai menajam.

"Habis beli martabak."Jawab Erik.

"Terus sekarang martabaknya mana?"

Keduanya saling berpandangan.

"Udah habis di jalan."kompak mereka menjawab.

Satu kening naik ke atas, sepertinya mereka berbohong. "Bener?"

"Iya bener. Tadi aku pengen banget beli martabak, aku telpon mas beberapa kali ga di di angkat, jadi aku minta Erik buat beli martabak nya. Karena di rumah sepi, aku pun ikut Erik beli martabak. Setelah membeli martabak kami berdua mau nyusul mas pergi ke rumah mas Sapian, tapi kata mas Sapian mas udah pulang ke rumah."Jelas Salbia panjang lebar.

"Oh, gitu."

°°°•••

Seperti pagi-pagi biasanya, sebelum memulai aktivitas masing-masing, kami sekeluarga sarapan bersama.

Memperhatikan Salbia sedari tadi hanya makan beberapa suap, wajahnya pun terlihat pucat.

"Sal, lo sakit?"Tanya gue berbisik.

"Enggak mas."Jawabnya pelan.

"Mami pengen deh cepet punya cucu."Kata mami tiba-tiba, semua mata langsung tertuju padanya.

Istri kampung ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang