04-

952 163 14
                                    

Senyuman itu masih tekunci dalam pikiran gadis ini, senyuman tipis yang hampir saja tidak ia sadari. Semangat darinya membuat Andin benar-benar ingin melakukan yang terbaik untuk upacara esok hari, Hari ini akan ia catat dalam buku diarynya sebagai hari penuh semangat dalam hidupnya.

Angin malam masih menenami Andin diteras samping rumahnya, Salah satu hari bahagianya telah ia lewati, ia ingin lagi. Sungguh! Bagaimana bisa ia ingin terus menerus bertemu dengan pemuda itu?

Pertemuan tanpa obrolan saja bisa membuat Andin seperti ini, aneh. Kenapa Aldebaran punya pesona yang sangat mematikan?lalu apa tujuan Aldebaran mengajaknya bertemu?apa hanya untuk memberi tau bahwa wallpaper ponselnya sudah ia ganti? Terus menerus pertanyaan tentang Aldebaran mengisi pikirannya.

"Beri aku waktu sebentar"

Andin mengirim pesan pada Aldebaran, Entahlah ia sudah sangat yakin untuk melakukan ini. Ini tentang hal pertama yang ia rasakan dimuka bumi ini. Cinta pertama?mungkin.....
Andin belum mau menyebutnya Cinta.

"Untuk?"

"Membuat kamu selalu merindukanku"

***

Aldebaran terkekeh pelan, mengusap tengkuknya entah untuk apa, kikuk pada diri sendiri hmm?

Apa-apaan gadis kecil ini, dengan mudahnya mengatakan hal-hal diluar nalar.

Setelah membuatnya tiba-tiba ingin bertemu lalu rela menunggu berjam-jam didepan sekolahnya, lalu sekarang apa? Membuat dirinya selalu rindu? Ada-ada saja.

Aldebaran bercermin memperhatikan setiap lekuk wajahnya, semakin terlihat tua dengan kantung mata setia menghiasi. Umurnya tak lagi remaja, semakin banyak beban terpikul dipundaknya.

Disaat ia tak mau lagi bermain-main dengan semuanya, lalu gadis kecil itu datang menghancurkan semuanya. Pertemuan tak sengaja malah membuatnya sangat berkesan.

Drama apa lagi yang akan ia hadapi kedepannya?

****
" Iya! Dia tiba-tiba chat ada didepan mati ngga tuh gue" Andin bercerita antusias pada Shilla, sahabatnya.

"Terus terus lo ngobrol apa aja sama dia?"

Andin menggeleng "Ngga ada, gue bingung"

"Dih Bego! Itu kesempatan emas, belum tentu lo bakal diajak ketemu dia lagi" Shilla menepak lengan Andin gemas.

"Abis dia diem aja, gue harus apa dong?"

"Ya tanya lah! Umur berapa, kerjanya dimana, tinggal dimana, single atau beristri"

DEG!!!

Andin terdiam sejenak, benar!tak pernah terpikirkan tentang status Aldebaran  dibenak Andin. Jangan-jangan selama ini Aldebaran jarang membalas pesannya karena dirumah ada istrinya?atau bahkan anaknya??!

"Lo jangan bikin gue negatif thinking dong Shill"

"Ah aneh banget sih lo, itu kan pertanyaan basic! Lagian dari mukanya kayanya dia udah om-om beristri" ucap Shilla sambil berbisik.

"Tau dari mana lo? Emangnya lo udah pernah ketemu langsung?"

"Kan lo nunjukin fotonya, Andiniiii!"

"Beda! Beda aslinya masih muda ko, kayanya 23. Ngga beda jauh lah sama kita" Andin menerka-nerka "Sebentar lagi kan kita 17 tahun" lanjutnya.

"Udah sana siap-siap lo ke lapangan, kita bahas ntar lagi"

Andin bergegas menuju Lapangan dengan atribut lengkapnya, Pikirannya melayang lagi pada ucapan Shilla. Mungkinkah???

"Udah bisa kan?"

Andin menoleh mendapati Randy, kakak kelas yang mengajarinya kemarin berada tepat disampingnya.

"Bisa kak" jawab Andin sambil tersenyum.

"Gue pantau lo dari sana" Randy menunjuk barisan Kelas dua belas diujung lapangan.

"Thanks, semoga saya dan teman-teman ngga mengecewakan" Andin tersenyum menatap Randy.

"Semangat" Randy menepuk pundak Andin pelan, Andin tersenyum menatap punggung Randy yang semakin menjauh.

Kak Randy, kakak kelas Andin, mantan ketua osis. Tidak seterkenal itu disekolah, namun banyak penggemarnya. Siapa yang tak jatuh cinta dengan Randy Prawira? Pemuda Ramah dengan jiwa kepemimpinan yang luar biasa, jago futsal dan juga kesayangan para guru.

Andin dan Randy sempat dekat setahun lalu, hanya karena Andin menulis surat untuk Randy sebagai Kakak osis favoritenya. Padahal Andin hanya iseng saja karena memang tidak ada lagi anggota osis yang seramah Randy.

Upacara dimulai, Andin fokus pada bendera yang ia pegang sambil merapalkan beberapa doa didalam hatinya, kemudian kata-kata Aldebaran semalam membuatnya tersenyum singkat. Terimakasih Aldebaran, hari ini akan aku ceritakan kepadamu.

****

Al mengecek ponselnya beberapa kali, ini sudah pukul sepuluh kenapa tak ada kabar apapun dari gadis itu? Apakah upacaranya berjalan lancar?atau tidak?

"Ngapain sih lo Al?" Ucap Bondol memperhatikan gelagat Al yang aneh.

"Apa?"

"Apa-apa! Nungguin kabar siapa lo?" Tanya Bondol lagi.

"Gak jelas lo, Ndol"

"Anak setan! Lo yang ngga jelas! Punya pacar lo ye?" Bondol menggeser kursinya agar semakin dekat dengan Al.

"Apasih, ngga" Jawab Aldebaran sedikit membentak.

"Ohh gue tau nih, jangan kaget tiba-tiba ada gosip tentang lo ye Al"

"Stres" jawab Al singkat kemudian fokus kembali pada layar komputernya.

Tak lama ponsel Al berdering, panggilan dari Andin.

Al keluar ruangannya menuju Toilet, menatap Bondol dengan tatapan menggoda.

"Hallo"

"Upacaraku berjalan lancar hehe aku cuma kasih tau"

"Syukurlah"

"Maaf mengganggu ya"

"Iya"

"Aku denger suara kamu tadi, jadi aku semangat"

"Iya"

"Have a nice day, Mas Al"

"Terima kasih"

"Eumm satu lagi..."

"Ya?"

"Aku serius dengan ucapan aku semalam"

*****
Maaf jika banyak typo.

Jujur,Bingung Andin mau dipasangin sama siapa lagi dan Jadilah Randy gara-gara liat moment sama Manda kemarin😁hehe hope u like it😍

Till We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang