07-Muara

959 164 7
                                    

"HAHHHHH!!!"

Rafa, Bondol dan Irish berteriak bersamaan Aldebaran bercerita tentang kisahnya. Pernahkah kalian merasa bahagia sampai ingin bercerita terus menerus kepada siapapun? Dan mungkin hari ini adalah puncak kebahagian Aldebaran.

Manusia kaku dan dewasa ini mengaku sedang dekat  dengan seorang gadis SMA yang Minggu depan akan berusia tujuh belas tahun. Setelah sekian lama menutupinya dari siapapun sepertinya akan lebih baik jika teman terdekatnya mengatahuinya, itu yang Al pikirkan saat ini.

"Al, ttaaapi... dia ngga lo apa-apain kan?" Tanya Irish khawatir.

"Ngga lah, menurut lo aja" jawab Al cepat.

"Gue sekaget itu loh, lo cowo aneh diem gini bisa tiba-tiba sama anak SMA?gue pikir lo ngga waras" Ucap Bondol masih belum bisa mengontrol ekspresi wajahnya.

"Gue juga ngga ngerti"

"Terus orang tua dia tau?orang tua lo? Lo mau nikahin dia abis dia lulus Sekolah?" Cecar Bondol yang masih penasaran.

"Gue bahkan ngga mikir kesana, kita baru kenal ndol. Biarin semua berjalan semestinya"

"Ko lo bisa?maksud gue... bukannya selera lo tuh yang kaya ....." Rafa tak melanjutkan, melihat perubahan mimik wajah Aldebaran.

"Yaudahlah gue hanya cerita" ucap Al akhirnya.

"Kenalin ke kita dong" Irish memberi ide yang disetujui Rafa dan Bondol.

"Iya, nanti"

*****

Andin berdiri didepan lemari pakaiannya, menyusuri tiap sudut mencari pakaian yang cocok untuk dipakai frist date nya dengan Aldebaran. Sepertinya sudah lebih dari setengah jam Andin hanya berdiri disini, tapi belum ada yang cocok.

"Pake apa dong?" Tanyanya pada diri sendiri.

Pip! Suara ponsel Andin berbunyi tanda sebuah pesan masuk.

"Tiga puluh menit lagi saya kesana"

Andin menaruh ponselnya kembali kemudian memilih baju yang sekiranya pantas saja, tidak ada waktu lagi Andin, satu jam yang lalu kamu sudah habiskan dengan sia-sia.

Andin memoleskan make up tipis agar tidak terlalu pucat, lipstik pink natural sangat cocok diwajahnya, Rambutnya ia biarkan terurai. Andin menatap pantulan dirinya dicermin sudut kamarnya. Apakah masih terlihat seperti gadis SMA yang akan berjalan dengan sugar daddynya nanti?

"Saya sudah didepan"

Andin berjalan keluar kamar mencari keberadaan Ibunya.

"Buu, Andin mau main sebentar ya" Andin berteriak masih mencari Ibunya. Dikamar tidak ada, didapur tidak ada jadi dimana Ibunya sekarang?

"ASTAGA!" Suara Andin tercetit melihat pemandangan didepannya. Aldebaran bersama Ibunya mengobrol diteras!!!!!

"Ibu!" Andin memanggil Ibunya sedikit panik, apa yang sudah mereka bicarakan tadi?!

"Ibu, ini Mas Al, Aldebaran" ucap Andin gerogi, ini pertama kalinya Andin memperkenalkan seseorang pada Ibunya.

"Ibu sudah tau"

"Kalau begitu saya pamit tante, Andin saya antar lagi sebelum jam delapan malam" ucap Aldebaran sambil tersenyum, senyumnya mampu membuat lutut Andin melemas. Hey! Sadar Andin!

"Hati-hati ya" jawab Ibu Andin.

Andin menoleh kearah sang Ibu, semudah itu kah?

"A...Aku pergi sebentar" Andin mencium tangan ibunya kemudian menyusul Aldebaran menuju mobilnya.

Till We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang