[Special Part] Selepas kau pergi.

1.3K 146 45
                                    

Nyatanya hidup akan terus berjalan, Ada atau tanpa dirinya sekalipun. Kata Ibu, Putus cinta adalah hal yang biasa, Bertemu lalu berpisah adalah hal yang pasti akan terjadi, Tidak usah disesali. Cukup dikenang didalam hati.

Seminggu setelah berpisah dengan Cinta pertamanya yang tersisa hanyalah sepi. Berkali-kali Andin mengecek ponselnya berharap ada notifikasi yang ia tunggu, Namun ternyata nihil.

Satu bulan, Semuanya masih sama. Harapan-harapan kosong masih ia tanam didasar hatinya, Sesekali Andin menangis mengenang betapa indahnya waktu yang ia habiskan bersama pemuda itu. Tawa dan senyumnya yang singat seringkali melintas dalam pikirannya.

Rindu.

Genggaman tangannya, Perhatian kecilnya atau sikap dinginnya.

Andin terdiam sejenak melihat beranda Lovagramnya yang terlihat sepi. Aldebaran dan teman-temannya sudah ia block berharap proses moveon nya berjalan dengan mudah.

Postingan Ka Bondol yang seringkali membuatnya tertawa kini tak terlihat lagi, Wajah cantik Irish tak lagi bisa ia lihat, Lovagram Rafa yang seringkali memposting Aldebaran juga tak bisa ia lihat lagi.

Sekarang Andin hanya bisa menyesali emosi singkatnya. Mengapa ia begitu menggebu memutus semuanya begitu saja.

Lalu waktu benar-benar berjalan dengan lambat tanpa kehadiran Aldebaran.

****

"Ndin serius?" Shilla merengek menatap Andin dengan mata berembun.

Andin mengangguk mantap "Biasa aja kali"

"Gimana kalau kita ngga berteman lagi?Gimana kalau lo ngelupain gue?"

"Lebay! Mana bisa gue lupain lo? Kita kan bisa chatting Shill" Andin tersenyum berusaha meyakinkan Shilla.

Satu tahun berlalu~
Andin berhasil mengagetkan Shilla dengan kabar yang tak terduga. Berencana akan terus bersama sampai kuliah sepertinya hal yang mustahil mereka lakukan saat ini. Andin memutuskan pergi dari Jakarta dan melanjutkan pendidikannya di luar Kota.

Dengan seragam yang penuh coretan mereka saling berpelukan menguatkan satu sama lain. Andin tau apa Shilla rasakan, Begitupun Shilla yang menjadi saksi perjalan hidup Andin semasa sekolah.

"Terimakasih Ashilla"

****

"Anjing!Rame banget!" Rafa menginjak rem mobilnya mendadak setelah melihat rombongan konvoi anak sekolahan dengan seragam yang sudah tak beraturan.

Aldebaran, Irish dan Bondol reflek melihat sekelilingnya seakan terkepung dengan lautan anak sekolah yang sedang merayakan hari kelulusannya.

"Sebentar lagi mereka merasakan pahitnya hidup" Ucap Bondol serius.

Irish tertawa pelan "Memangnya jaman SMA itu merasakan pahitnya apa?"

"Pahitnya cinta!" Seru Rafa.

Irish terdiam kemudian seperti teringat sesuatu, "Andin juga lulus tahun ini kan?"

Aldebaran terdiam masih memperhatikan sekitarnya, Benar, Andin juga lulus tahun ini.

Tiba-tiba perasaannya sedikit terganggu dengan beberapa pertanyaan yang ia buat sendiri. Sedang apa gadis itu?Bagaimana kabarnya?Apa dia sedang bahagia saat ini?

"Lo bener-bener ngga kontek sama dia Al?" Tanya Rafa melanjutkan perjalanannya.

Al menggeleng sebagai jawaban. Satu kalipun setelah berpisah mereka tak lagi saling mengirim kabar, Walau diam-diam saling merindukan.

Irish menepuk bahu Al pelan "Gausah galau, Sekarang sudah bahagia lagi kan?"

Al tersenyum "Kalau yang disana bahagia, Saya harus lebih bahagia"

Al kembali memperhatikan motor-motor yang melintas, Lalu pandangannya tertumpu pada pasangan muda SMA yang saling tertawa berpelukan diatas motor. Mengingatkan ia pada Gadis kecil itu yang selalu ingin melakukan itu, Berdua diatas motor dengan percakapan random yang selalu ia lontarkan. Aldebaran lupa, Apakah ia sudah mewujudkan keinginan kecilnya itu? Mengingat ia selalu menggunakan Mobil saat bertemu Andin.

Tapi.... Ini sudah satu tahun lebih berlalu.
Aldebaran juga yakin Andin sudah mewujudkan keinginan itu meski tanpanya.

Ini adalah tahap yang sebenar-benarnya untuk melupakan semuanya, Melangkah lagi lebih jauh untuk meninggalkan masa lalunya.

********

Till We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang