Andin menundukan kepalanya mencoba sedikit berlindung dari panasnya sinar matahari pagi, Upacara kelas gabungan sudah berhasil ia lewati dengan sangat baik. Dengan latihan yang cukup membuatnya kelelahan dan membuatnya seringkali bertemu dengan pemuda yang sebenarnya sedang ia hindari.
Dan sekarang, Setelah upacara selesai seluruh petugas kembali dikumpulkan dilapangan, Entah untuk apa Andin sudah tidak terlalu fokus mendengarkan. Cuaca yang semakin terik benar-benar membuat Andin kelelahan.
Andin menoleh ketika sinar matahari tiba-tiba terhalang oleh seorang pemuda yang berdiri disampingnya, Pemuda itu ikut menoleh lalu tersenyum samar. Andin kembali menunduk, Randy berdiri disebelahnya membiarkan dirinya yang terpapar sinar matahari.
Saat upacara tadi Andin menemukan Elsa dibarisan kelas dua belas menatapnya dengan tatapan yang sangat Ia benci, Apa hukumannya sudah selesai? Kenapa terasa cepat sekali? Dan tentang Randy, Andin seringkali memergoki pemuda itu memperhatikannya, Saat ia olahraga atau saat Andin makan dikantin.
Pernah saat Andin menunggu dihalte bus sendiri, Randy menunggu Andin dari jauh sampai dirinya menaiki busnya. Andin menyadari itu.
"Saya mau bicara sebentar" Andin menahan lengan Randy sesaat setelah barisan dibubarkan.
"Kenapa?"
"Saya tau Elsa sudah selesai dengan hukumannya"Ucap Andin setelah memastikan tempatnya berbicara sudah aman.
"Gue ngga tau" Jawab Randy santai.
"Saya lihat dia ada dibarisan kelas dua belas, Jadi Ka Randy ngga perlu selalu ada didekat saya" Andin berucap mungkin terdengar kepede-an tapi itu yang Andin rasakan.
"Oke" Jawab Randy singkat kemudian meninggalkan Andin.
Andin mengerutkan keningnya bingung, Tumben sekali pemuda itu tak banyak bicara. Ah tapi siapa peduli?
**
Setelah berpanas-panasan lalu kembali kekelas dilanjutkan dengan pelajaran matematika benar-benar nikmat hidup yang sangat luar biasa. Bel istirahat pertama dibunyikan ada waktu kira-kira setengah jam untuk Andin mengistirahatkan otak dan raganya.Andin mengikat rambutnya asal lalu berjalan menuju wastafel yang tak jauh dari kelasnya, Ia membasuh wajahnya sedikit, Merasakan kesegaran yang sedari tadi ia dambakan.
Andin menoleh kesana kemari ketika tatapan murid lain padanya terlihat aneh, Mengapa?apa yang salah dari cuci muka diwastafel? Murid lain juga sering mencuci muka disini.
"Andin!!!" Shilla berlari kencang dari lorong kelasnya.
"Apa?Awas jatuh!" Ucap Andin ketika melihat Shilla lari begitu cepat.
"Gue cariin! Ayo balik ke kelas"
"Titipan makanan gue udah?"
"Udah! Ayo buruan!" Shilla menarik tangan Andin kencang menuju kelasnya.
"Gue dengar sesuatu dikantin" ucap Shilla ketika mereka berdua telah sampai didalam kelas.
"Dengar apa?" Tanya Andin penasaran.
"Lo.... Andin lo dibilang jual diri sama om-om"
Andin terdiam mencoba mencerna perkataan Shilla, Apa maksudnya?
"Anjg kan? Lo bilang tadi liat Elsa? Atau mungkin dia?"
"Brengsek!" Andin mengepal tangannya kuat, Wajahnya sudah merah padam lagi-lagi Elsa membuat hidupnya dengan masalah.
"Ndin Andin!!" Seru salah satu temannya mendekati Andin.
"Ini lo kan?" Ia menyodorkan ponselnya pada Andin dan Shilla menunjukan sebuah foto yang pernah ia lihat diponsel Randy, Siapa lagi kalau Elsa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Till We Meet Again
RomanceBerkisah tentang gadis bernama Andini Zahrantiara yang bahkan belum genap berusia tujuh belas tahun mencintai pemuda dewasa. Perasaan kagum itu perlahan mulai berganti menjadi rasa cinta. Sepuluh tahun. Jarak perbedaan umur mereka, mungkin bagi seba...