29- Masih

704 156 30
                                    

Lagi dan lagi Gadis ini berhasil melewati harinya yang begitu berat, Tatapan aneh dan cibiran mulai terdengar jelas ditelinganya, Membuatnya sedikit takut dan tak nyaman jika hanya untuk keluar kelas menghirup udara bebas. Untung ada Shilla, Sahabatnya yang rela kesana kemari hanya untuk membeli makanan dan makan bersama didalam kelas.

Andin ingin meluruskan semuanya, Tapi ia bingung harus memulainya dari mana, Menjelaskannya pada siapa. Shilla bilang semua bertanya padanya tentang kabar yang beredar, Sekeras dan sesering apapun Shilla bilang itu hoax namun orang-orang tak begitu percaya. Ia hanya takut kabar ini terdengar sampai ke orang tuanya.

Andin menyenderkan kepalanya pada dinding halte yang lumayan sepi hanya ada beberapa orang disini. Mungkin tempat ini akan menjadi saksi bagaimana Andin menjalani harinya disekolah, Jika yang lain sudah sibuk mengendari sepeda motornya Andin masih disini menunggu bisnya datang.
Dihalte ini, Biasa Andin menunggu Aldebaran begitupun sebaliknya. Ah yaa kemana pemuda itu? Apa masih sibuk dengan pekerjaannya?

"Sorry bisa minta bantuan?"

Andin menoleh menatap seorang wanita sekitar tiga puluhan yang sedang menggendong balita meminta bantuannya.

"Iya?"

"Ponsel saya lowbat emmm boleh saya minta bantuan order taxi online?Saya minta tolong, Saya juga kurang ngerti kalo naik bis dari sini"

Andin menatapnya ragu, menimbang apakah ia harus membantu wanita ini atau tidak, sepuluh menit lagi bisnya akan datang.

"Boleh alamatnya?" Tanya Andin tersenyum kepada wanita tersebut. Ia menyebutkan alamatnya yang langsung dicatat oleh Andin.

"Sudah, Mungkin sepuluh menit lagi datang" Ucap Andin menyodorkan ponselnya kehadapan wanita tersebut.

"Ahh syukurlah, Saya khawatir banget ngga ada yang bantu. Terimakasih ya"

Andin tersenyum lalu mengangguk.

"Siapa namanya?"

"Andini Zahrantiara" jawab Andin.

"Ahh cantik sekali namanya!Semoga anak saya kelak jadi cantik dan baik seperti kamu"

Andin tersenyum lagi "Terimakasih"

"Pulang sekolah?"

Andin mengangguk sebagai jawaban, Sejujurnya ia agak takut.

"Kelas berapa?"

"Kelas dua"

Wanita mengangguk lalu tersenyum "Saya tadi ke Mall deket sini sama suami, Tapi suami saya ada panggilan dari kantornya dan jadilah saya ditinggal sendiri. Dan sialnya ponsel saya malah lowbat"

Andin mengangguk mengerti "Mba mau pulang?"

Wanita itu tersenyum "Pulang kerumah Ibu saya"

Andin mengangguk lagi, Tak lama bis tujuan kerumahnya datang namun rasanya Andin tak tega meninggalkan wanita dan balitanya ini menunggu sendirian dihalte, Andin melirik kebawah kearah barang bawaan yang dibawa wanita tersebut terlihat sangat banyak.

"Nama mba siapa?" Tanya Andin memecah keheningan lagi.

"Dila, Aldila" Jawabnya sambil tersenyum "Kamu naik bis yang mana?"

"Emmmm sebentar lagi lewat" Jawab Andin berbohong, Padahal bis tujuannya sudah lewat.

Andin melirik ponselnya melihat driver yang semakin mendekat, "Sebentar lagi taxinya sampai"

Aldila, Nama wanita tersebut buru-buru mengambil barang-barangnya yang dibantu oleh Andin, Taxi tersebut mendekat dan menyebutkan nama Andin.

"Andini terimakasih banyak ya, Semoga kita bisa bertemu lagi" Ucap wanita tersebut sambil melambaikan tangannya.

Till We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang