02 - Kaku

1.2K 175 6
                                    

Seperti kupu-kupu yang berterbangan seperti itu pula yang dirasakan Andin saat ini, Senyumnya tak lagi bisa ia bendung sejak pertemuan kembali dengan sosok yang selalu ia pikirkan.

Layar laptopnya menampilkan foto yang ia ambil dari lovagram milik Aldebaran. Kemarin saat Andin tiba-tiba meminta id lovagramnya Aldebaran tidak menolak, ia langsung memberikannya. Dan tentu saja tanpa pikir panjang Andin langsung mengikutinya. Ah kenapa sekarang ia terdengar murahan? Tapi tidak!Andin kan hanya ingin berkenalan, hanya ingin menjadi teman lalu dekat lalu......

Andin menenggelamkan wajahnya pada bantal tak sanggup berfikir jauh tentang dirinya dan Aldebaran. Lalu kenapa Aldebaran memasang fotonya sebagai wallpaper? Bukankah itu salah satu tanda ketertarikan?pikir Andin.

Dan lalu kalau aldebaran tertarik kenapa ia tak kunjung di chat? Padahal kan ia sudah mengikutinya dari kemarin. Ini hari Minggu bukankah harusnya orang yang bekerja akan libur?

Andin membuka ponselnya, melihat profil Aldebaran lagi, haruskah ia menghubunginya duluan?haruskah?boleh kah?tentu saja!

"Hai"

****

Lantunan lagu milik band jadul favorite Al terdengar lantang dikamarnya, Menyibukkan diri agar pikirannya tidak kembali pada beberapa jam yang lalu. Bagaimana bisa ada gadis dengan mudahnya meminta kontak pada pemuda yang bahkan belum dikenalnya? Apa semua gadis muda seperti itu sekarang?

Tak lama kemudian, sebuah notifikasi muncul dilayar ponselnya. Tumben, pikir Al.

"Hai"

Al mengernyit, lagi-lagi gadis itu. Haruskah ia membalasnya?

Andini Zahrantiara, Gadis SMA berambut panjang dengan senyuman seperti pelangi, saat kemarin Ia menyebutkan Id Lovagramnnya gadis itu tersenyum bersamaan dengan matanya yang melengkung layaknya pelangi.

Sebelum membalas pesannya Al terlebih dahulu melihat-lihat profil Andin, scroll scroll sampai pada foto terakhir. Menarik hmm?

Tak banyak foto tentang gadis itu, kebanyakan foto hasil gambarnya. Mungkin ia suka menggambar pikir Al.

"Ya, ada apa?"

"Lagi apa? Kita belum kenalan resmi"

"Oh ya?"

"Aku Andin, aku harus panggil kamu apa?"

"Saya Al"

"Kak Al, Mas Al, Bang Al?"

"Terserah kamu"

"Kamu mirip kanebo ya?"

"Maksudnya?"

"Kaku"

****

Andin menutup aplikasi Lovagrammnya menaruh ponselnya asal, Dasar manusia kaku! Sebenarnya siapa sih yang tertarik sebenarnya? Ia menoleh kembali ke ponselnya, tidak ada balasan lagi.

Apa Aldebaran tidak pernah dekat dengan wanita?maksudnya jika ia tertarik kan harusnya saling perhatian atau sekedar bertanya sedang apa, sudah makan dan lain-lain. Berapa sih usianya?

Andin terdiam, benar. Terpikirkan berapa usia Aldebaran saat ini, dilihat dari wajahnya emmm seperti dua puluh tiga? Ahh tidak masalah bagi gadis enam belas tahun berpacaran dengan pria yang sedikit lebih tua. Apa?berpacaran? Ahh Pemuda itu saja sangat kaku, bagaimana bisa terpikirkan sampai kesana?

***********

Ada yang tau kenapa dari Senin sampai ke Minggu begitu lama sedangkan Minggu sampai ke Senin begitu mudah seperti membalikan telapak tangan. Baru kemarin gadis ini menikmati indahnya berlama-lama diatas kasur dan sekarang sudah ada dilapangan lagi untuk melakukan upacara.

"Gimana Aldebaran?" Tanya Shilla berbisik takut-takut terdengar dengan anggota osis dibelakang barisan.

"Ngga ada balesan" jawab Andin, ia sudah menceritakan tentang Al semalam pada Shilla.

"Masih mau?"

Andin mengangkat bahunya tidak tau dengan kelanjutan perasaannya, " Tapi kemarin pas dia bales chat, gue deg-degan kaya kena serangan jantung"

"Lanjut aja, lumayan buat beli hp baru"

Andin menatap Shilla dengan tatapan tajam, Demi Tuhan ia tertarik pada Aldebaran bukan untuk hal-hal seperti itu, ia hanya merasakan kupu-kupu berterbangan didalam perut pada saat pertemuan pertama dan keduanya. Dan sungguh! Andin benar-benar tak sabar untuk pertemuan ketiga dan selanjutnya.

****

Suasana hening menyelimuti ruang lantai enam, kebiasaan di Hari Senin yang benar-benar malas untuk dilakoni adalah mendengar ocehan-ocehan petinggi yang protes dan selalu protes dengan semuanya. Al melirik ponselnya sekilas, melihat senyum gadis bernama Andin itu mampu membuatnya sedikit lebih bersemangat?entahlah.

Kaku.
Andin bilang Ia seperti Kanebo, bisa-bisanya gadis itu memikirkan hal-hal seperti itu. Lalu kemana dia sekarang?Ahh ia pasti sedang belajar.

Al tersenyum samar agar tak terlihat dengan siapapun, haruskah ia membalas pesan Andin kemarin?

***
Jam makan siang telah tiba... setelah dari pagi Al sudah berkutat pada layar komputernya mari sekarang kita cek ponselnya apakah ada notifikasi dari Andini Zahrantiara?

Kosong....

Sedikit kecewa, kemana gadis itu?apakah masih dalam pelajaran?

Haruskah.......?

Al memencet icon telfon pada aplikasi Lovagramnnya, menunggu sampai lima detik kemudian ia matikan kembali.

Al menaruh kembali ponselnya, menggaruk lehernya yang tak gatal, apa-apaan? Apa sekarang ia sedang mencari perhatian gadis itu?

Lima menit

Lima belas menit

Tiga puluh menit kemudian

Al hendak mematikan ponselnya sedikit kecewa karena gadis itu tak kunjung bereaksi apapun.

"Kamu telfon aku?ada apa?"

"Bisa kita ketemu lagi?"
"Minggu depan"

*****

Jangan lupa vote, komentar dan kritik membangunnya yaa sangat aku tunggu❤️Terimakasih banyak yang sudah membaca❤️
With love,
Angin.

Till We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang