Aldebaran mengetuk stir mobilnya perlahan, Menimbang-nimbang lagi apakah ia harus bertemu dengan Michelle atau tidak. Ia memperhatikan sekitar, Cafe dihadapannya lumayan ramai pengunjung. Matanya mencari gadis itu dari balik dinding kaca, Al terdiam ketika Michelle menghubunginya.
"Aku sudah sampai" ucap Gadis itu lembut.
"Ya, tunggu sebentar" jawab Al singkat lalu mematikan sambungan teleponnya.
Aldebaran tidak tau apakah tindakannya ini benar atau tidak. Bertemu dengan masa lalunya untuk meluruskan semuanya, Al tidak tau apakah ini adalah sebuah pengkhianatan pada Andin atau tidak.
Al berjalan masuk kedalam cafe, Menoleh kearah gadis cantik dengan dress berwarna biru muda.
Michelle tersenyum lembut ketika Al berjalan mendekatinya lalu duduk dihadapannya.
"Apa kabar?" Tanya Michelle tak lepas dari senyumannya.
"Saya baik"
"Aku juga sangaaat baik!" Ucap Michelle meski Al tidak bertanya.
"Aku sudah pesen makanan, Gak tau sih kamu masih suka atau ngga"
Al diam menatap lurus kedepan.
"Kamu berubah" ucap Michelle lagi.
"Apa?"
"Jaman kita kuliah kamu ngga sekaku ini Al"
Al menatap Michelle lekat, Lalu tersenyum miring.
"Kamu selalu tertawa dan tersenyum tiga jari! Emm ngga sepuluh jari!" Michelle tertawa pelan mengingat masa lalunya.
"Saya gak bisa lama-lama" Al masih menatap Michelle, Memberi tau bahwa waktunya tidak banyak.
"Kenapa?"
Al tak menjawab.
"Ahh okey! Habiskan makan dulu baru aku cerita."
Tak lama makanan datang, Michelle dan Al menyantap makanan dalam diam, Tak ada obrolan berarti hanya Michelle yang bertanya lalu Al akan menjawab dengan anggukan atau gelengan kepala.
"Apa yang kamu pikirkan tentang aku Al?"
Al mengangkat bahunya "Entahlah"
"Aku ngga ada maksud mempermainkan perasaan kamu waktu itu"
"Tapi terjadi" Ucap Al dingin.
"Waktu itu aku hanya belum siap....."
"Lalu selingkuh?" Sindir Al.
"No! Aku ngga ada hubungan apa-apa sama cowo itu siapapun aku bahkan lupa siapa namanya"
"Kevin" Jawab Al datar.
"Al! Waktu itu aku cuma...."
"Sel, Sejujurnya biarpun kamu menjelaskan semuanya itu semua ngga akan merubah pandanganku tentang kamu"
"Justru itu! Aku gak mau dianggap seperti itu oleh kamu" Michelle menitikan Air mata, Menggenggam erat tangan Al.
"Sakit hati saya sudah sembuh sejak lama" Al hendak beranjak.
"Kamu berubah sejak ngga sama aku, Bersama aku kamu ceria, kamu tersenyum dan sekarang?liat betapa menyedihkannya kamu jadi cowo sedingin es batu!"
"Memang menyedihkan" Balas Al.
"Kamu bahkan ngga punya kekasih setelah pisah sama aku"
"Kata siapa?"
"Ibumu bilang, Kamu ngga pernah sekalipun ngenalin pacar kamu ke keluarga, Selain aku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Till We Meet Again
RomanceBerkisah tentang gadis bernama Andini Zahrantiara yang bahkan belum genap berusia tujuh belas tahun mencintai pemuda dewasa. Perasaan kagum itu perlahan mulai berganti menjadi rasa cinta. Sepuluh tahun. Jarak perbedaan umur mereka, mungkin bagi seba...