34- Mistake

1K 176 44
                                    

Pemuda dengan jutaan kharisma kini melemah karena seorang gadis SMA, Pikirannya kacau cemburu dan kecewa menyatu membuat ia sedikit oleng. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi membiarkan makian disekitarnya menggema.

Pikirannya kalut entah harus kemana perginya sekarang, Cintanya sudah begitu tinggi sehingga melihat adegan seperti tadi benar-benar membuatnya cemburu.

Dengan cepat Aldebaran membelokan mobilnya pada supermarket terdekat, Rokoknya ia tinggal dirumah agar Andin tak membahas kembali. Namun sekarang ia benar-bemar membutuhkannya.

Aldebaran melenggang masuk kedalam supermarket membeli sebungkus rokok dan secangkir kopi, Mencoba sedikit meredakan emosinya.

Kemejanya sudah compang camping, Rambut dan mukanya juga mungkin sudah berantakan, Ia tak peduli. Ia nyalakan sebatang rokok, Bersandar pada samping mobilnya. Melihat sekitar yang sedikit sepi mungkin karena habis hujan.

Sebatang rasanya tak cukup, Ia kembali menyalakan rokok kedua.

Tentang cinta, memang benar sejak awal Aldebaran harusnya tidak mudah jatuh pada gadis muda itu. Tapi tidak bisa. Gadis itu benar-benar membuatnya candu, Lalu dengan mudahnya gadis itu masuk kedalam hari-harinya.

"Aldebaran Nuraga saya peringatkan kamu untuk tidak mendekati putri saya lagi"

Al menoleh cepat, Terlihat sosok yang ia kenal.

Ayah Andin.

Dengan segera ia mematikan rokoknya, Lalu melihat sesuatu yang Ayah Andin bawa.

KTP miliknya ada di tangan Ayah Andin.

"Malam om" Sapa Aldebaran kaku.

"Dari awal saya sudah curiga dengan usiamu" Ucap Ayah Andin sambil mengembalikan KTP milik Al.

"Maaf om saya...."

"Sepuluh tahun! Pemuda pecandu rokok! Mau jadi apa anak saya bergaul dengan kamu Aldebaran?" Suara Ayah Andin mengecil mencoba memendan amarahnya didepan umum.

"Saya minta maaf om" Ucap Aldebaran akhirnya.

"Jangan jadi pengaruh buruk untuk Andin, Dia masih muda masih labil"

"Saya ngga pernah....."

"Sebelum semuanya terjadi lebih baik kamu menjauh dari hidup Andin. Asal kamu tau Aldebaran! Sejak kenal kamu anak saya jadi lebih banyak murung"

"Maaf om"

"Lebih baik kamu cari gadis yang seumuran dengan kamu untuk berteman, Jangan cuci otak anak saya"

"Baik om"

"Ini peringatan!"

Hancur.
Hancur sudah semuanya. Biarkan semuanya menjadi berkeping-keping, Takdir memang bukan kita yang tulis.

Hatinya meremuk, Matanya memerah menahan amarah dan tangis, semuanya berakhir. Benar- benar berakhir.

*****

Andin menangis, Meluapkan semua emosinya didalam kamar. Ujian hari keempatnya sejenak ia lupakan, Hatinya benar-benar sedang hancur saat ini. Rasanya sakit dan sedih tak bisa ia ucapkan dengan kata-kata. Bagaimana ia jelaskan semuanya kepada Aldebaran? Andin benar-benar mencintai Aldebaran.

"Andini Zahrantiara!" Teriak sang Ayah mencoba membuka paksa pintu kamarnya yang ia kunci.

Andin dengan segera mengusap air matanya kasar, Membuang nafasnya cepat mencoba bersikap biasa saja.

"Kenapa Yah?" Jawabnya dengan nada dibuat ceria.

"Jauhi Aldebaran!"

Jantung Andin seperti berhenti berdetak mendengar nama Al disebut.

Till We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang