Pernahkah kalian merasa bahwa kalian lah yang paling mengerti perasaan kekasih hati? Mungkin itu yang Andin rasakan saat ini. Seakan-akan hanya ia gadis yang mengerti apa yang Aldebaran rasakan. Tanpa mengetahui apakah pemuda itu nyaman atau tidak.
Buku-buku pelajarannya masih berserakan diatas meja namun sang pemiliknya malah asik termenung memikirkan nasib percintaannya, Besok ujian hari pertamanya namun fokusnya malah menghilang.
Sudah satu hari lebih namun Aldebaran tak kunjung menghubunginya lagi. Apa Aldebaran marah?kenapa pemuda itu yang marah?bukankah harusnya ia yang marah?
Terserah.
Biarkan Aldebaran bersenang-senang dengan sahabatnya disana. Andin mulai tak peduli.****
"Selamat"
Andin menoleh ketika sebuah suara yang tak asing terdengar. Ia menautkan alisnya "Untuk?"
"Sudah tau kan kabar yang kemarin beredar?sampe sekarang masih heboh sih"
"Aahh yaa" Andin mulai paham kemana tujuan pembicaraan pemuda ini.
"Jadi gimana?"
"Apa?"
"Perasaan lo sekarang?"
Andin tersenyum kecil "Biasa aja, Sejujurnya saya udah ngga peduli"
"Kalo gue senang"
"Kenapa?"
"Dia itu pengganggu, Andin. Dia nyebarin rumor ke orang lain tapi nyatanya dia sendiri yang kaya gitu. Lucu!" Randy bersedekap.
"Dia penghancur mental" Lanjut Andin.
"Harusnya lo bahagia, Semoga ujian lo lancar ya Ndin. Senang ada dikelas yang sama dengan lo. Semangat!" Randy menepuk bahu Andin pelan.
Andin menatap Randy tulus "Terimakasih Ka Randy!"
Andin kembali fokus pada catatannya, Bahkan kekasihnya pun tak memberi sepatah katapun untuk hari pertama ujiannya. Kemana kamu Aldebaran?
****
Hari Senin sibuk!
Jangankan untuk sarapan, Menyeduh kopi saja rasanya Ia benar-benar tak punya waktu. Waktu sudah menunjukan pukul sepuluh lebih dan perutnya sudah benar-benar kelaparan. Aldebaran membuka lemari kecil dimejanya, Tempat ia menaruh beberapa cemilan, Sialan! Kenapa kosong?"Mas Aldebaran ada telfon dari informasi!" Seru salah satu rekannya.
Al mengangkat telfon tersebut dengan malas-malasan, Apa lagi?!
"Mas Aldebaran ada titipan makanan ya diInformasi lantai satu segera diambil" ucap seseorang diujung telfonnya.
"Oke mba terimakasih"
Aldebaran mengerutkan keningnya, Dari siapa?Apakah Ibunya?Atau Andin? Ahh tidak mungkin gadis itu sedang ujian saat ini. Karena sudah terlanjur lapar ia segera keluar dari ruangan menuju Informasi.
"Thanks mba!" Seru Al ketika sampai di lantai satu.
Paper bag berwarna coklat dengan beberapa kotak didalamnya. Jadi.. siapa dia?
Dengan gerakan cepat Aldebaran kembali keruangannya.
"Duhh Tampan bawa apa tuh" Bondol berseru ketika Al baru saja membuka pintu.
"Makan, ngga tau dari siapa"
"Aduhh penggemar rahasia kali ah!" Bondol bangkit dari duduknya mencoba menghampiri Al.
"Wangi banget Al, ntar bagi ye" ucap Bondol sambil mencoba menghirup aroma paper bag tersebut.
"Iya ntar"
KAMU SEDANG MEMBACA
Till We Meet Again
RomanceBerkisah tentang gadis bernama Andini Zahrantiara yang bahkan belum genap berusia tujuh belas tahun mencintai pemuda dewasa. Perasaan kagum itu perlahan mulai berganti menjadi rasa cinta. Sepuluh tahun. Jarak perbedaan umur mereka, mungkin bagi seba...