35- How can i love the heartbreak, You're the one i love

703 125 17
                                    

"Saya antar pulang"

Kalimat pertama Aldebaran setelah hampir dua puluh menit tanpa suara. Setelah memberi Andin paracetamol mereka berdua memilih diam sekalipun banyak kata yang ingin mereka ungkapkan.

"Bisa sebentar lagi?"Andin menatap Aldebaran nanar.

"Apa?"

"Kita..... bagaimana"

Aldebaran mengusap wajahnya kasar, Bagaimana?entahlah ia benar-benar tak mampu menjawabnya.

"Aku masih mau...."

"Saya sudah ketauan Ayahmu"

"Kita masih bisa diam-diam"

"Seperti bersama Randy?"

Dengan cepat Andin menggeleng, Air matanya ingin menetes. "Aku minta maaf benar-benar minta maaf"

"Ayahmu dan Randy...... semuanya seperti sudah kelihatan jelas" Aldebaran mulai putus asa.

"Jelas gimana? Kamu mau menyerah?" Andin menggenggam tangan Al kuat.

"Saya bingung Ndin"

"Kamu menyerah" Andin memutar badannya, tangisnya mulai pecah.

"Saya mau bertahan, Tapi ternyata saya selalu jadi penyebab kamu menangis"

Andin menutup wajahnya tangisnya benar-benar tak bisa berhenti.

"Kita bahas nanti, Saya antar kamu pulang"

*****

"Kita bahas nanti"

Andin mencoba mengingat kata-kata terakhir Aldebaran, ini sudah lewat dua hari namun belum ada pembahasan hubungannya sekarang. Jangankan untuk membahasnya, Aldebaran saja tidak menghubunginya sejak dua hari yang lalu.

Ujian sekolahnya sudah selesai, Dan sekarang Andin harus menghadapi ujian hidupnya.

Namun setelah Andin renungkan setiap malam, Apakah ada hubungan yang berhasil jika berbeda usia sangat jauh dan terhalang restu orang tua?

Andin tersadar kemudian menoleh ke sekitarnya, Ia sedang berada ditoko buku sekarang.

"Astaga" Andin dengan cepat mencoret tulisan yang tanpa sadar ia tulis.

Aldebaran Nuraga

"Kita pernah bertemu?"

"Ahhh!!!" Pekik Andin ketika sebuah tangan menepuk bahunya.

"Ehh?Maaf bikin kamu kaget"

Andin menoleh kemudian membungkuk sebentar sebagai permintaan maaf "Ma...maaf"

"Zahra kan?"

Andin mencoba memperhatikan wanita dihadapannya, mengingat dimana ia pernah bertemu.

"Ahhh mba Aldila" seru Andin sambil tersenyum, Wanita yang pernah ia tolong beberapa waktu lalu.

"Yaampun dia masih inget! Ketemu lagi kita"

Mereka berpelukan sekilas kemudian saling tersenyum.

"Sendiri?" Tanya Aldila.

Andin mengangguk "Mba juga sendiri? Atau??"

"Lagi me time, Anak aku titip suami hihi"

Andin tersenyum kemudian mengangguk "Lagi cari buku mba?"

"Udah dapet nih, Kamu ngapain bengong?lagi galau ya?"

Andin hanya tersenyum lalu menunduk, Terlihat sangat jelas bukan?

Till We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang