Terkadang disaat sedang bahagia ingin rasanya bisa menghentikan waktu sebentar saja, Merekam banyak moment bahagia yang belum tentu bisa diulang. Kemarin rasanya sangat singkat, Bertemu dan berbincang dengan teman-teman baru yang memberi energi positif rasanya begitu senang sampai tak sadar waktu sudah berlalu begitu cepat.
Tak ada pertanyaan menyinggung seputar kejadian beberapa waktu lalu saat Andin dihukum di lapangan, Padahal kemarin Andin sudah was-was takut menjawab pertanyaan itu, Ia tak lagi mau mengingatnya. Beruntung teman-teman Aldebaran tak ada yang bertanya.
Andin mengganti baju seragamnya dengan kaus berwarna putih sesuai perintah Ikbal, Sang ketua kelas yang juga ikut serta dalam upacara Minggu depan. Ia menaruh tasnya dipinggir lapangan menyusul Ikbal yang sudah berkumpul dilapangan dengan teman-teman kelas lain.
Andin memperhatikan sekitar memastikan tak ada pemuda itu disini, Nihil semoga sampai latihan selesai pemuda itu tidak ada, Karena bisa menghancurkan moodnya yang sudah ia tata hari ini.
Semuanya berkumpul menentukan posisi, Semuanya terlihat antusias hanya Andin yang terdiam pasrah mendapat tugas apapun.
Dua jam berlalu........
Andin terduduk dipinggir lapangan, Akhirnya latihan hari ini selesai dengan bahagia setidaknya Ia tak melihat pemuda itu dihadapannya. Andin bergegas mengganti seragamnya lagi, Ia menyempatkan membuka ponselnya, Lupa mengabari Aldebaran.
Dua pesan dan satu panggilan tak terjawab dari sang pacar. Eumm khawatir? Ini sangat langka!
"Maaf aku baru selesai kegiatan disekolah"
Setelah terkirim Andin memasukan ponselnya lagi, Berganti pakaian dan langsung pulang.
***
Angin ia biarkan menerpa anak rambutnya yang tak bisa di ikat, Earphone ditelinganya mendengarkan lagu jatuh cinta favoritnya. Sore hari yang cukup indah, Andin menyenderkan kepalanya pada jendela bus yang lumayan sepi ini. Aldebaran tak bisa menjemput karena harus lembur, Tak apa Andin juga bisa sendiri, Dari dulu Andin selalu mandiri.
Musik ditelinganya mati, Andin melirik ponselnya. Panggilan masuk dari Aldebaran...
Andin tersenyum dan segera mengangkatnya.
"Hai!" Sapanya ceria.
"Dimana?"
"Dibus, Kamu?"
"Maaf ngga bisa antar, Saya masih disini"
Andin tertawa pelan, "Biasanya juga aku sendiri"
"Besok ada kegiatan lagi?" Tanya Al.
"Emm belum tau, mungkin ngga"
"Kalau saya besok ngga lembur, Saya jemput"Tawar Aldebaran.
"Mas Al, Aku senang kamu perhatian seperti ini. Tapi....."
"Ya?"
"Kamu ngga perlu setiap hari bulak-balik untuk jemput aku, Aku sudah biasa pulang naik bus. Jadiii kalau kamu ngga lembur langsung pulang aja istirahat!" Jelas Andin membuat Al terdiam diujung sana.
"Setuju??"
"Tapi kabarin saya" Ucap Al tegas.
"Ngga perlu kamu suruh aku selalu ngabarin, dari dulu" Ucap Andin sambil tertawa kecil.
"Iya, Kamu hati-hati"
"Ehh Mas Al tapi......" Andin menggantungkan kalimatnya.
"Tapi kamu harus jemput aku kalau....""Yang jelas Ndin"
"Kalau aku rindu kamu harus jemput aku segera!" Ucap Andin serius.
"Ya, kamu tinggal bilang" Jawaban Aldebaran selalu membuat Andin kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Till We Meet Again
RomanceBerkisah tentang gadis bernama Andini Zahrantiara yang bahkan belum genap berusia tujuh belas tahun mencintai pemuda dewasa. Perasaan kagum itu perlahan mulai berganti menjadi rasa cinta. Sepuluh tahun. Jarak perbedaan umur mereka, mungkin bagi seba...