25- Dreams come true

788 162 26
                                    

Hujan rintik menjadi saksinya, Pertemuan pertamanya dan lalu hari dimana pemuda itu ada digenggaman tangannya. Tak banyak yang akan disampaikan, Andin bahagia. Sangat bahagia.

Perasaannya yang abu kini berubah menjadi berwarna seperti pelangi, Aldebaran belum mengatakan bahwa ia mencintainya, Tapi hubungannya semakin jelas, Kemajuan untuk sesosok Aldebaran yang kaku seperti kanebo kering.

Malam ini, Malam pertama Andin dan Aldebaran menjadi sepasang kekasih. Kekasih?Andin belum terbiasa dengan kata itu. Senyumnya tak terlepas dari bibirnya sejak tadi, Jantungnya juga masih belum berdetak secara normal, Kupu-kupu diperutnya belum juga hilang. Bagaimana ini? Ia terlihat seperti orang tidak normal.

Andin menyimpan ponselnya selepas membalas chat dari Shilla yang memberinya selamat, Ya! Andin sudah memberi tau Shilla, Biarkan sahabatnya orang yang pertama tau tentang hubungannya.

Ponselnya kembali bergetar, Andin merogohnya kembali.

"Besok saya jemput"

Andin melempar ponselnya kesembarang arah, Ia bangkit dari tidurnya lalu berjalan mengelilingi kamarnya sambil tersenyum seperti orang gila. Ia melihat ponselnya kembali tanpa membalasnya, Ahh ada apa ini? Kenapa ia jadi salah tingkah seperti ini?

Oke! Sekarang bagaimana ia akan membalas.
Ok?iya?baik!Siap?

Aldebaran calling.....

"AAKKKk!" Andin berseru melihat Aldebaran menelfonnya.

Andin berdehem mencoba menetralkan suaranya.

"Hai!" Sapa Andin seperti biasa.

"Belum tidur?"

"Ini mau tidur, kamu?" Jawab Andin, Ia menggigit selimutnya gerogi.

"Sama, Sudah baca pesan saya?"

"Ohh belum, pesan apa?" Tanya Andin berbohong, Padahal ia jelas-jelas sudah membaca pesan Al.

"Besok pulang sekolah saya jemput"

"Ohh iya! Aku...aku tunggu" Jawab Andin masih dengan posisi yang sama.

Ia sudah sering mendapat telfon dari Aldebaran tapi mengapa kali ini rasanya berbeda? Bahkan mendengar suara Al dimalam hari saja membuat jantungnya berdegup lebih kencang.

"Oke sampai bertemu"

"Kamu tau bahasa korea ngga?" Pertanyaan random Andin membuat Al kebingungan.

"Ngga, kenapa?"

"Kalo gitu....... Saranghae Aldebaran!"

Klik! Sambungan telefon dimatikan.
******

Aldebaran tersenyum menatap layar ponselnya, Apa-apaan gadis kecil itu, Ia memang tidak mengerti bahasa korea tapi jika hanya Saranghae ia pun tau artinya. Bondol sering mengatakan itu pada siapa saja.

Aldebaran membuang nafasnya keras, Ada perasaan lega didalam hatinya, Meski perasaan ragu dan takut lebih mendominasi perasaannya saat ini. Tidak, Al tidak ragu tentang perasaannya pada Andin ia hanya ragu apakah tindakannya ini benar atau justru malah akan menimbulkan masalah lagi.

Seperti tidak ingin kehilangan, Namun Al juga tidak mau terlalu menggenggamnya. Aldebaran tidak mau mempermainkan perasaan Andin, Ia hanya akan menjaga Andin sampai waktunya datang.

Ia adalah pria dewasa sekarang dan mengambil resiko mempunyai kekasih seorang gadis remaja, Pandangan negatif tentu saja pasti ada, Aldebaran berjanji akan terus menjaga Andin.

Till We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang