32. Im your girl?

715 145 25
                                    

"Aku mau kamu berhenti merokok"

Al menoleh kearah Andin sekilas kemudian kembali fokus pada jalanan "Saya gak pernah merokok didepan kamu"

"Tapi kan merokok itu ngga baik" Ucap Andin lagi.

"Saya tau"

"Kalau tau kenapa masih dilakuin?"

"Saya ngga sesering itu Andin"

"Kamu pikir aku percaya?"

"Ndin"

"Terserah deh, Kerja dirumah sakit tapi gak bisa jaga kesehatan" Andin kembali fokus pada layar ponselnya, Membuka beberapa sosmednya mencoba meredakan emosinya.

Empat bulan sudah semuanya berjalan.
Tak banyak berubah tentang semuanya, Aldebaran tetap berumur dua puluh tujuh tahun dan Andin tetap berumur tujuh belas tahun.
Aldebaran tetap kaku dan Andin selalu mencairkan. Ya semoga.

"Seminggu kedepan kayanya kita ngga bisa ketemu" Andin melepas sabuk pengaman bersiap turun dari mobil Al.

"Kenapa?"

"Sudah mulai ujian, Hati-hati pulangnya"

Al menahan tangan Andin untuk tidak turun, Sepertinya ia benar-benar perlu bicara.

"Ada apa?"

"Apa?" Andin malah bertanya balik.

"Kamu, Akhir-akhir ini ada apa?" Tanya Al serius, Ia menatap Andin lekat.

" Cape tau ga!" Andin membalas menatap Aldebaran.

"Tentang apa?"

"Kamu!"

"Saya kenapa?"

"Kamu pernah ngga sih anggap aku tuh pacar kamu? Semua yang aku bilang kamu selalu ngelak! Ohh atau kamu cuma anggap aku anak kecil yang sok ngatur- ngatur kamu?" Emosi Andin meledak, Matanya mulai berkaca.

"Saya ngga bilang" jawab Aldebaran.

"Aku cuma minta kamu berhenti merokok, Berhenti begadang berhenti ngelakuin hal-hal yang ngerugiin kamu!"

Aldebaran menghela nafas kasar, Semuanya tak banyak berubah kecuali Andin yang selalu memperbesar masalah kecil. Satu bulan terakhir yang Aldebaran rasakan, Andin menjadi semakin overprotektif.

Minggu lalu mereka berdebat tentang rambut Aldebaran yang mulai gondrong dan style Aldebaran yang tidak bisa menyeimbangkan dirinya.

"Saya harus apa Ndin?" Sebuah pertanyaan final yang selalu Aldebaran lontarkan ketika ingin menyudahi perdebatannya.

"Ikutin mau aku!"

Aldebaran masih mencintai Andin, Walaupun banyak tuntutan yang akhir-akhir ini Andin minta, Aldebaran selalu sigap untuk melakukannya. Tapi bagaimana dengan berhenti merokok? Apa bisa semudah itu?

Andin turun dari mobil Aldebaran tanpa menoleh lagi, Menutup pagar rumahnya cepat kemudian air matanya mulai mengalir. Rasa bersalah mulai menyelimuti hatinya.

Andin juga sadar banyak permintaan yang ia minta akhir-akhir ini. Tapi itu semua ia lakukan demi kebaikan Aldebaran dan juga hubungannya. Bagaimana jika nanti Aldebaran lebih cepat terlihat tua?Bagaimana jika nanti Ayah dan Ibunya mulai curiga tentang umur Aldebaran?

Till We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang