18- Masalah lagi

715 155 26
                                    

Aldebaran menekan puntung rokoknya diatas asbak, ia melirik sebentar kearah meja yang cukup berantakan dengan sisa-sia abu rokok. Ini sudah yang ke lima kali ia menghisap batang rokok itu dalam waktu yang singkat. Pikirannya kacau dan tidak tau harus melakukan apa.

Matanya mulai memerah, Bukannya merasa ngantuk ia malah terus terjaga. Sudah pukul dua pagi namun perasaannya yang kacau mampu membuatnya tak bisa menutup mata. Ia lelah, tubuhnyapun lelah, Dan juga pikirannya.

Masa lalunya datang kembali secara terang-terangan, Menyapanya kembali, Menatap matanya kembali membawa suasana seperti yang dulu. Gadisnya dimasa lalu, Yang pernah ia cintai setulus hatinya.

Setengah mati Aldebaran melupakan semuanya dan sekarang dengan mudahnya gadis itu datang menawarkan kisah masa lalu yang telah ia kubur dalam-dalam.

Tentang maaf, Aldebaran bingung siapa yang salah dalam masalah yang lalu. Ia sudah memaafkan gadis itu, Jauh sebelum gadis itu meminta maaf. Dan kini bagaimana ia harus bersikap?

Aldebaran bersumpah ia tak mau lagi bermasalah dengan Cinta, Namun sekarang ia mencintai gadis belia yang masa depannya masih sangat panjang. Dan di waktu yang bersamaan Masa lalunya kembali datang membawa rasa dan kenangannya lagi.

*****
Andin melangkahkan kakinya dibebatuan dengan kaki telanjang, Sepatunya ia tinggal dipinggir lapangan karena ingin merasakan pijat refleksi dengan batu-batuan yang berserakan ini. Ia menoleh mencari sang Ibu yang sedang asyik senam bersama ibu-ibu komplek yang lain.

"Baru keliatan Ndin"

Andin menoleh kemudian tersenyum, Novita tetangga sebelah rumah yang sama-sama jarang keliatan.

"Kamu juga Nov" jawab Andin.

"Minggu depan datang ya"ucap Novita.

"Kemana?"

"Aku..... menikah" suara Novita terdengar murung.

"Wahhh!!! Selamat yaa!" Seru Andin bahagia, Teman kecilnya sudah mendapat jodohnya.

Novita tersenyum kikuk, Membuat Andin kebingungan "Kenapa?" Tanya Andin.

Novita mengelus perutnya sambil menunduk, Andin sedikit terkejut mampu memahami maksud Novita.

"Jaga diri kamu Ndin, Jangan seperti aku"

"Nov, udah" ucap Andin mendengar suara Novita yang bergetar.

"Aku menyesal, Aku bahkan ngga bisa nyelesain sekolahku"

Andin tertegun mengingat fakta bahwa Novita masih duduk dikelas tiga SMA.

"Siapa? Pacarmu?" Tanya Andin penasaran.

Novita mengangguk "Kami beda sepuluh tahun"

Nafas Andin tercekat, Jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat dari sebelumnya, Jangan sampai orang tuanya tau kabar mengenai Novita.

Dan pagi ini perasaannya mulai tak karuan.

*****
Hari Senin, Selepas upacara siswa-siswa berhamburan masuk kedalam kelasnya, Hawa panas dan terik matahari sudah mulai terasa. Sebuah Tenda berwarna putih dipasang dipinggir lapangan, Banyak yang bilang untuk suntik Vitamin khusus kelas dua belas yang sebentar lagi melakukan Ujian.

Andin berjalan lunglai menuju toilet sendiri, berniat sekedar mencuci muka karena moodnya saat ini sedang tidak baik-baik saja.

Andin menatap pantulan wajahnya dicermin toilet, pipinya yang bulat kini seperti terlihat lebih tirus, Apakah banyak pikiran mempengaruhinya? Andin membasuh wajahnya perlahan, Kemudian kembali menatap cermin yang tadi kosong kini ia dapat melihat seseorang tepat dibelakangnya. Elsa.

Till We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang