1

1K 73 4
                                    

       Tak terasa sudah empat tahun mereka bersahabat, kenapa empat tahun? Ya karna mereka bertemu di kampus dan menjadi sahabat. Sekarang sudah sibuk sibuknya untuk menyelesaikan tugas tugas kampus. Yah seperti hal yang paling di benci hampir oleh seluruh mahasiswa apalagi kalau bukan skripsi. Begitu pula dengan Lee Taeyong yang terus terusan mengeluh karna skripsi yang ia ajukan selalu salah.

"Kenapa dosen itu selalu menyalahkan ajuan skripsi ku, aku sudah beberapa kali mengganti judul dan selalu di tolak. Apa dosen itu memiliki dendam padaku?" Taeyong terus menggerutu sambil dan memukul meja kantin.

Yuta yang melihatnya menggelengkan kepalanya "sudahlah, jika kau terus menggerutu kapan skripsimu cepat selesai?"

"Atau kau mau kami tinggal ya" Jungwoo mengatakan itu seperti tanpa beban saja, tanpa tau Taeyong yang mendengarnya ingin mencakar wajah Jungwoo.

"Yak!! Kau tega sekali pada teman mu ini, dan kalian bukan membantuku malah terus berkomentar ini dan itu" Taeyong mencebikkan bibirnya lalu melirik kesamping kanannya "Jaehyun kau tak ingin membantu kekasihmu ini? Aku sedang kesusahan kau tau." Taeyong berucap manja pada Jaehyun dan merangkul lengannya.

Jaehyun melirik lalu tersenyum dan mengelus rambut Taeyong yang halus "datanglah nanti ke apartemenku yongie, aku akan membantu skripsimu agar cepat selesai."

Taeyong yang mendapat perlakuan manis itu hanya bisa tersenyum malu dan menganggukan kepalanya "heum, aku akan datang nanti sore dan membawakanmu makanan japchae lalu kita makan bersama" Taeyong melihat kedua sahabatnya yang hanya sibuk memainkan ponsel mereka "apa kalian mau ikut ke apartemen Jaehyun? Jika iya aku akan memasak lebih untuk kalian."

Mereka berdua sontak menggelengkan kepalanya.

"Aku tak bisa Tae, aku harus bertemu dengan winie ku, kami sudah berjanji untuk berkencan nanti sore."

"Akupun tak bisa Taeyong, aku harus membereskan kamar ku, kenapa kalau hanya kau dan Jaehyun saja, kalian kan sepasang kekasih nanti malah aku melihat kemesraan kalian."

Taeyong kembali menegakkan duduknya "baiklah jika kalian tak mau aku tak bisa memaksa."
Taeyong membereskan lembaran yang berada di meja kantin memasukkannya ke dalam tasnya lalu berdiri "baiklah aku per-" perkataan Taeyong terputus karena dering ponselnya yang terus berbunyi, Taeyong mengeluarkan ponselnya dan melihat siapa yang menelponnya. Mata Taeyong melotot setelah melihat nama yang tertera di ponselnya "sial, kenapa dosen itu terus menggangguku dengan tugas mengesalkannya aarrghh." Taeyong mengusak rambutnya dengan asal. "Pak Yesung adalah dosen paling menyebalkan, Aku tak tau dia punya dendam apa denganku."

"Astaga Tae, lihat rambutmu menjadi berantakan seperti itu, tenanglah kau pasti bisa."

Taeyong hanya menganggukkan kepalanya lalu menata kembali rambutnya yang berantakan karena ulahnya sendiri "baiklah, aku harus bertemu dengan pak Yesung itu, jika tidak dia akan mengomel terus menerus di depanku." Taeyong beranjak dari duduknya lalu menggendong tasnya dan tak lupa untuk mencium pipi Jaehyun.

Cup

"Aku pergi dulu Jae, dan jangan lupa untuk nanti sorenya."

Jaehyun tersenyum tipis "aku tak akan melupakannya sayang."

Pipi Taeyong memerah malu, dia membalikkan badannya lalu melenggang pergi untuk meninggalkan kekasihnya dan temannya.

Apakah ini akan menjadi kenangan yang indah atau justru kesedihan?
Kita tak tau jalan dari takdir, yang kita lakukan hanya terus menjalaninya."

"Aku sakit melihatmu seperti itu."

"Sampai kapan kita terus membohonginya, rasanya aku menyesal"

"Maaf membuat mu sakit, akupun juga begitu"

~bersambung

See you next time

Vote and coment

The First Lie Of Happiness [Kaiyong] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang