Happy reading
Saat ini Taeyong sudah bersiap siap, dia sudah menggunakan baju casual yang cocok untuk berjalan. Taeyong melirik jam yang di tempelkan di dinding, jam 18.00 Taeyong selesai bersiap siap padahal Jongin akan menjemputnya setengah jam lagi. Taeyong tidak tau kenapa dia seantusias ini yang ia tau dia harus bersiap diri tanpa membuat Jongin menunggu.
Taeyong bermain game di ponselnya dan memasang headset di kupingnya sambil menunggu Jongin untuk menjemputnya, dia terlalu fokus dalam gamenya sampai tidak mendengar ketukan pada pintu kamarnya dan mungkin juga karena suara yang di hasilkan headset itu.
Tok... Tok... Tok.. (Kok horor sih)
"Taeyong Jongin hyung sudah sampai cepatlah turun. " Ten pelaku sang pengetuk pintu terdiam sejenak, dia tidak mendengar suara Taeyong menyahut. Ten menempelkan telinganya pada pintu itu dan Ten mengerutkan keningnya saat tidak mendengar suara apapun dari dalam.
"TAEYONG!! BUKA CEPAT. " Ten berteriak, dia menggelengkan kepalanya untuk membuang jauh jauh pikiran buruknya. Mengingat itu membuat air mata Ten jatuh, dia tidak mau kehilangan Taeyong jadi dia terus mengetuk bahkan menendang pintu itu agar terbuka. Tapi nihil, tidak ada sahutan maupun pintu yang mau terbuka itu membuat Ten semakin tidak tenang.
Dari arah belakang Jongin dan Johnny berlari ke arah Ten, mereka menghampiri Ten karena teriakan dan suara seperti gebrakan pada pintu terdengar membuat mereka pergi untuk menyusul Ten.
Johnny memegang bahu Ten dan dia mengguncang perlahan tubuh Ten "ada apa Ten? Kenapa kau menangis? "
"Tae-taeyong dia di dalam tidak menyahut ku, aku takut terjadi sesuatu padanya. " Dengan terbata dia menjelaskan kenapa dia berteriak dan menangis.
Mendengar itu Jongin dan Johnny langsung bersiap siap untuk mendobrak pintu itu, mereka sudah menghitung untuk aba aba.
1
2
3
Krrieet (suara pintu terbuka)
Hampir mereka ingin mendobrak pintu sebelum melihat pintu itu terbuka sendiri, di depan mereka terdapat Taeyong yang sedang mengerutkan keningnya melihat semua orang berada di depan kamarnya, terutama Jongin hyung yang berjanji menjemputnya itu.
"Kenapa kalian berada di depan kamarku? Juga kenapa posisi kalian seperti itu. " Mata Taeyong membulat saat melihat penampilan Ten yang lumayan berantakan dengan mata yang memerah sehabis menangis tadi "omo kenapa kau menangis Ten? Siapa yang membuatmu menangis? Katakan padaku, aku akan memukulnya nanti. " Taeyong langsung menghampiri Ten dan memeluknya sebelum perkataan Ten membuatnya membeku.
"Kau."
Taeyong memundurkan langkahnya dengan mata yang membulat dia menunjuk dirinya sendiri "aku? Kapan aku membuatmu menangis. " Taeyong tentu bingung, mulai tadi saja dia bermain game dan bertemu Ten saat makan tadi, tapi tidak ada perkataan yang membuat Ten sedih.
"AKU MENANGIS KARENA KAU TIDAK MERESPON KU DI DALAM, AKU TAKUT TERJADI SESUATU PADAMU. " Ten berteriak di depan Taeyong, dia kesal.
Taeyong mengerjapkan matanya lucu dia mencerna setiap kata yang keluar dari perkataan Ten itu. Taeyong tersenyum malu saat tau kalau dia tidak mendengar ketukan pintu karena headset yang berada di kupingnya dan juga dia terlalu fokus dengan gamenya.
Taeyong tertawa malu "mian, aku tadi bermain game dan kupingku aku sumbat dengan headset ini. " Taeyong menunjukkan headset yang berada di genggamannya itu.
Ten mendengus, Johnny dan jongin yang mendengar hanya menggeleng perlahan.
"Oh hyung, ayo kita pergi. " Taeyong ingin cepat pergi dari sini, dia terlalu malu untuk tetap disana. Seharusnya Taeyong tidak usah menggunakan headset jadi ketukan pintu akan dia dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The First Lie Of Happiness [Kaiyong] √
RomanceTentang Taeyong yang cinta tulusnya di hianati oleh kekasih tercintanya. About Kai Taeyong not Jaeyong Jaeyong book sebelah