Pagi sudah tiba matahari yang lalu tenggelam sekarang muncul kembali, cahaya yang menyinari bumi itu menyelinap masuk ke arah celah celah sehingga mengganggu seseorang pria cantik yang terlelap tidur. Taeyong yang merasa terganggu itu mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retinyanya.Taeyong menguap "hoam.. Eoh jam berapa ini?" dia melihat ke arah jam yang berada di nakasnya, satu detik, dua detik, tiga detik taeyong tetap dia melihat jam itu sampai sebuah teriakan keluar dari bibirnya itu.
"Aaaaa kenapa aku bisa telat, astaga aku lupa menyetel alarmnya sial sial bisa bisanya aku sangat nyenyak tidur." Taeyong melompat turun dari kasurnya itu, dia langsung masuk ke arah kamar mandi, tak sampai lama Taeyong mandi dia langsung mengenakan pakaian dengan terburu buru.
Setelah semuanya selesai Taeyong mengambil kunci mobil lalu mengendarai mobilnya itu ke arah kampusnya. Taeyong menginjak pedal gasnya dia terus menggerutu sepanjang jalan dan merutuk kecerobohannya.Cckiit...
Suara rem mendadak yang berasal dari mobil taeyong, ya taeyong tadi langsung mengerem saat melihat di depannya seorang gembel (?) ah dia pun tidak tau, karena penampilannya yang sedikit buruk.
Taeyong turun dari mobilnya dia menghampiri orang itu.
"Maaf, aku kurang fokus sampai aku hampir menabrak anda tuan."Orang yang hampir di tabrak itu menatap mata Taeyong dia tersenyum lalu mengangguk.
"Tak apa, sepertinya anda terburu buru tapi lain kali berhati hatilah.""Tentu tuan, anda bukan orang sini? Jika boleh tau kenapa anda berpenampilan seperti habis di rampok?"
Pria itu tersenyum kembali "kau memang benar tuan, aku habis di rampok. Semua di ambilnya, handphone, dompet hingga tidak menyisakan uang sepeserpun untukku."
Krruuukk
Terdengar suara dari perut pria itu yang artinya pria itu sedang lapar.
Taeyong hampir saja tertawa lepas saat melihat orang itu memerah malu. "Tuan ikut saja aku, aku akan mentraktir tuan untuk permintaan maaf ku."
"Tidak usah."
"Tapi sayang tuan, aku akan memaksamu, aku mau membalas kesalahanku barusan jadi tolong tuan ikut denganku."
Pri itu mengangguk, Taeyong terlihat senang karena orang itu mau di ajaknya untuk makan. Mereka berdua memasuki mobil lalu mengarahkan ke arah restoran terdekat. Tak sampai sepuluh menit untuk sampai pada tujuan mereka, mereka keluar dari mobilnya lalu memasuki restoran, mereka mencari tempat duduk yang kosong tepat di samping jendela.
Seorang pelayan datang menghampiri mereka lalu memberikan buku menu restoran "silahkan dipilih tuan."
Taeyong menatap pria itu yang juga sama menatap dirinya "tuan ingin memesan apa? Silahkan pilih saja."
"Aku ikut saja, aku pemakan segala tuan."
Taeyong mengangguk "baiklah" Taeyong mengambil buku menu dan mencari makanan yang cocok untuknya dan pria di depannya ini. " nona aku pesan dua kimbab, dua kimchi sujebi dan satu jus strawbery, satu jus lemon."
"Baik tunggu sebentar pesanan akan datang sepuluh menit kedepan."
Pelayan itu pergi, setelahnya tidak ada percakapan yang tercipta antara mereka sampai sebuah pertanyaan keluar untuk mengurangi rasa canggung mereka.
"Tuan anda berasal dari mana?"
"Jangan memanggilku tuan, nama ku Kim Jongin aku berasal dari Suncheon, Jeolla selatan. dan sepertinya aku lebih tua darimu cukup panggil aku hyung saja."
"Ah ne hyung, aku Lee Taeyong hyung bisa memanggilku Tae saja."
"Oke, ngomong - ngomong kau mau kemana Tae? Tadi terlihat terburu buru."
"Aku ada pertemuan dengan dosen hyung, aku terburu buru karena dosennya tidak suka jika terlambat tapi biarkanlah, ini semua karena kecerobohanku hyung." keluh Taeyong.
Tanpa sadar Jongin yang melihat ekspresi Taeyong saat mengeluh membuatnya terkekeh gemas, siapa yang tak gemas jika Taeyong mengembungkan pipinya, alis yang bertaut menjadi satu lalu memukul kecil pahanya sendiri, itu terlihat menggemaskan.
Asik berbincang bincang akhirnya makanan yang di pesan selesai juga, mereka berdua menikmati makanan yang sudah disajikan itu.
"Hyung sekarang tujuan mu kemana? Biar aku antar. " Taeyong menatap Jongin yang juga sedang menatap Taeyong, membuatnya tersipu malu. Jika di lihat - lihat pria yang di kiranya gembel tadi terlihat tampan, bibir yang sexy itu dengan mata yang tajam bak elang, Taeyong menggelengkan kepalanya sesaat dia terpesona akan ketampanan pria asing itu.
Jongin mengerutkan keningnya dia melambaikan tangannya di depan muka Taeyong yang melamun menatapnya "cantik." Gumam Jongin "eh, tidak tidak kenapa aku harus mengagumi orang asing, tapi mukanya benar benar cantik, pasti dia punya kekasih iya benar jadi kau jangan berharap Jongin. " Ucap Jongin dalam hati, dia terus melambaikan tangannya di depan muka Taeyong sehingga membuat Taeyong yang sedang mengagumi ketampanan Jongin langsung tersadar.
"Eh hehe kenapa hyung? "
"Kau melamun Tae, jadi aku berusaha menyadarkan mu, apa kau mengagumi ketampanan ku ya?, ya walaupun sekarang aku dalam keadaan lusuh, tapi tidak mengurangi ketampanan ku bukan? " Jongin menaikan salah satu alisnya itu.
Taeyong gelagapan dia melihat ke segala arah asal bukan menatap balik Jongin hyung "ti-tidak hyung, aku sedang memikirkan skripsi ku, ya iya itu. "
Jongin hanya menanggapi itu dengan tertawa, wajah taeyong berubah lucu saat gugup seperti itu.
Taeyong mengembungkan pipinya, dia kesal karena di tertawai "hyung cukup, jangan tertawakan aku, aku malu sekali."
Jongin menghentikan tawanya "maaf, maafkan aku, tapi wajahmu lucu. "
"Terus saja mengejekku hyung"
"Itu bukan ejekan tapi sebuah pujian."
Taeyong mendengus "terserah hyung sajalah, oh iya hyung, sebentar lagi tujuanmu kemana? "
Jongin menggeleng "aku tak tau, untuk pulang pun uangku tak ada, jadi mungkin aku akan cari pekerjaan sampai aku bisa pulang. "
Taeyong mengambil lembaran uang didalam tasnya "hyung ini aku ada uang, uang ini cukup untuk ke tujuan hyung selanjutnya. " Taeyong memeberikan uang itu ke tangan jongin.
Jongin menerimanya "aku meminjam ini ya taeyong, nanti aku kembalikan. " Jongin memberikan sebuah kartu namanya "berikan aku nomer rekeningnya nanti aku akan mentransfer nya padamu, dan ini kartu namaku, jika ada apa apa, atau membutuhkan bantuan, hubungi saja aku. "
Taeyong mengangguk lalu menerima kartu nama itu, dia berdiri dari duduknya setelah menuliskan beberapa nomer di sebuah kertas.
"Itu nomer rekening ku hyung, aku pergi terlebih dahulu hyung, dan semoga kau selamat sampai tujuan. "
"Terima kasih. " Jongin tersenyum manis, dia tetap memandang taeyong yang berjalan jauh keluar restoran.
"Semoga kita bertemu kembali. " Gumam jongin.
Di sisi lain.
"Aku tak mau tau, sekarang kau harus putuskan dia, aku sudah muak melihatmu be romantisan dengannya. "
"Aku mohon sabar, tunggu saat waktu taruhan sudah selesai. "
"Kau menyakitinya nanti jika terlalu lama. "
"Aku tau, tapi mau bagaimana lagi? Ini taruhan dan harus di lakukan jika tidak apartemen ku akan diambil mereka. "
~bersambung.....
Lama banget ya up? Sory ya

KAMU SEDANG MEMBACA
The First Lie Of Happiness [Kaiyong] √
RomanceTentang Taeyong yang cinta tulusnya di hianati oleh kekasih tercintanya. About Kai Taeyong not Jaeyong Jaeyong book sebelah