Happy reading!!!Di kehamilan Taeyong yang sudah memasuki bulan ke tiga tidak ada yang di khawatirkan kecuali tingkahnya itu.
Dia suka sekali berlari walaupun tidak cukup kuat, tapi bagi Jongin itu adalah salah. Tidak seharusnya seseorang yang sedang hamil berlari walaupun pelan, bahaya pada sang ibu dan anak.
Tapi untuk pagi ini Taeyong cukup diam, dia hanya duduk di ruang tamu menunggu jam mereka pergi. Berbicara tentang pergi, semua kedua keluarga akan pergi ke kampus Taeyong, akhirnya setelah sekian lama menunggu, Taeyong akan melakukan wisuda.
"Jam nya lama sekali!!! " Pekik Taeyong.
Hal yang biasa bagi Jongin mendengar teriakan bahkan pekikan dari Taeyong selama kehamilannya ini, tidak terlalu nyaring tapi cukup membuatnya terkejut, entah anak apa yang berada di perut Taeyong itu.
"Tunggu setengah jam lagi ya? Sabar Taeyong, kau tidak boleh banyak berteriak bahkan memekik begitu." Jongin mencoba menenangkan istrinya itu, dia mengelus lengan Taeyong dengan mata yang menatap tajam perut Taeyong, "anak siapa kalian? Membuat istriku selalu mengesalkan." Lanjutnya dalam hati, kesal? Memang kesal tapi dia bisa apa, dia dan Taeyong yang meminta seorang anak.
"Kenapa Hyung menatap tajam perutku? Mau aku colok pakai jari?!!" Taeyong mendengus di akhirnya, moodnya sedikit turun karena menunggu jam wisudanya.
"Aku menatap perutmu karena aku takut meledak, kau selalu memekik bahkan berteriak. "
Taeyong mendengus "aku bukan gas. " Taeyong beranjak dari duduknya meninggalkan Jongin yang sedang menatap dirinya.
"Jika tau begini, aku tidak akan meminta anak. Mengesalkan tapi aku sayang, sialan. "
Setelah di warnai oleh teriakan bahkan pekikan Taeyong akhirnya mereka satu keluarga berada di kampus Taeyong.
Sudah banyak keluarga yang berkunjung karena itu adalah hari bersejarah bagi para mahasiswa.
"Taeyong!!! "
Sebuah teriakan yang memanggil Taeyong membuat semuanya mengalihkan atensinya pada sang pelaku.
"Winwin!!! Akhirnya kita bertemu. "
"Tidak jangan berlari!! "
"Yak!! Ada cucuku Taeyong!!!. "
"Taeyong!!! Kandungan mu. "
Mereka semua histeris saat melihat Taeyong yang berlari. Chanyeol yang sudah memegang dadanya, Baekhyun yang ikut memekik khawatir dan Heechul yang menepuk jidatnya. Jongin? Jangan tanya mungkin dia sudah cukup gila.
Sedangkan yang di khawatirkan, dia sedang asik berpelukan dengan Winwin bahkan suara kikikan hampir terdengar.
"Bee.. Jantungku berdetak lebih cepat, apa cucu ku ingin aku mati terlebih dahulu? "
Baekhyun mendengus "apa kau pikir hanya dirimu saja yeollie? Tidak, jantungku berdetak lebih cepat juga."
Mereka pergi ke tempat aula karena acara akan di mulai, banyak senyum bahagia bahkan tangis haru saat kelulusan sudah di tangan mereka.
Tapi tidak pada keluarga Taeyong, mereka duduk dengan tegang. Bagaimana tidak, jika Taeyong saat ini selalu bergerak kesana kemari dengan senyum yang tak pernah luntur.
Seharusnya mereka tidak usah cemas saat melihat senyuman Taeyong tapi ini anak pertama bahkan cucu pertama jadi harus ekstra menjaganya.
"Taeyong tidak mirip denganku, tapi tingkah cucuku sangat mirip denganku." Ucap Heechul.
KAMU SEDANG MEMBACA
The First Lie Of Happiness [Kaiyong] √
RomanceTentang Taeyong yang cinta tulusnya di hianati oleh kekasih tercintanya. About Kai Taeyong not Jaeyong Jaeyong book sebelah