22

359 50 6
                                    


Happy reading!!!

Saat ini Taeyong sudah berada di kampusnya, dia duduk di depan ruangan menunggu dosennya untuk mengetahui kapan dia bisa lulus.

Sejujurnya Taeyong malas untuk pergi ke kampus, lebih baik dia belanja bulanan lalu membersihkan rumah. Ah mengingat rumahnya mungkin dia akan mencari pembantu dua atau lebih untuk membantunya.

Taeyong mengetikkan sesuatu pada layar ponselnya.

Hyung, nanti aku ingin mencari pembantu. Dan nanti Hyung harus bisa menjemputku karena aku ingin berbelanja bulanan.

Jongin yang berada di kantornya langsung merogoh kantong celananya saat mendengar suara notifikasi

Jongin tersenyum saat membaca pesan dari istrinya itu, Taeyong mewujudkan mimpinya. Dulu dia hanya sibuk dan fokus untuk bekerja dan memiliki kekasih tapi tidak serius, hanya pada Taeyong dia benar benar untuk lebih ke hubungan yang serius.

Jongin mengetikkan pesan untuk membalas pesan Taeyong.

Tentu aku akan menjemputmu, katakan saja saat kamu hampir pulang aku akan segera ke kampus mu.

Kembali pada Taeyong yang langsung membaca balasan dari Jongin. Dia ingin membalas pesannya sebelum sebuah suara membuat Taeyong tidak membalas pesan.

Taeyong menghela nafasnya saat tau siapa yang memanggilnya "ada apa Jae? "

Ya, yang memanggil Taeyong adalah Jaehyun bukan hanya ada Jaehyun sebenarnya, tapi masih ada Jungwoo, Yuta dan Winwin temannya.

Mata Taeyong membulat terkejut saat melihatnya, dia berdiri dari duduknya lalu langsung berhambur memeluk Winwin.

"Winwin, aku merindukanmu. Kau lama sekali di negaramu, kau tidak melupakanku kan? " Ucap Taeyong, dia bahkan mengerucutkan bibirnya.

Winwin membalas pelukan Taeyong, bukan hanya Taeyong yang merindukannya tapi dirinya juga merindukan sahabatnya ini "aku merindukan mu juga Taeyong, aku sampai disini baru tiga hari yang lalu. Maaf aku tidak ada saat diri mu sedih. " Winwin sudah mengetahui semuanya, bahkan dia sudah menghantam wajah Jaehyun. Dia ingin menjambak rambut Jungwoo tapi sayangnya dia dihadangi oleh Yuta, ah jangan lupakan tentang Yuta, dia juga memukul tubuh Yuta karena sudah menyembunyikan kebenaran pada Taeyong.

Taeyong menggeleng lalu dia melepas pelukannya "tidak apa apa, aku bisa mengatasinya sendiri. "

Winwin merubah raut wajahnya menjadi serius "yang di katakan Ten apakah benar? "

Taeyong mengernyit tidak mengerti "apa maksudnya? " Taeyong terus menatap ke arah mata Winwin sampai Taeyong mengerti apa yang di maksud.

"Ah tentang itu, memang benar dan kami menetap di Seoul sekarang. " Taeyong mengerti apa yang di tanyakan Winwin, yaitu tentang pernikahannya kemarin.

"Wah aku dengar dia kaya. " Winwin berucap dengan alis yang di naik turunkan, menggoda Taeyong tentu saja.

Taeyong mengangguk santai, dia merogoh sakunya dan mengeluarkan dompet nya. Tidak tebal tapi isinya mungkin bisa membeli sebuah rumah "kau mau berbelanja? Dia mengatakan kalau aku boleh mentraktir temanku atas pernikahan kita. " Taeyong menunjukkan sebuah black card.

Winwin berbinar, seumur dia hidup tidak pernah melihat black card kecuali di aplikasi berwarna merah. Winwin yang berbinar berbeda dengan reaksi Yuta, Jungwoo dan Jaehyun.

"Menikah? " Mereka kompak mengatakannya.

Taeyong mengangguk dengan polos "iya, aku sudah menikah dan black card ini punya suami ku. " Taeyong menaruh kembali  black card pada dompet nya, nanti hilang atau tergores memang Jongin tidak akan marah tapi hey Taeyong yang nanti akan sedih.

The First Lie Of Happiness [Kaiyong] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang