20

350 45 2
                                    


Happy reading!!!

Taeyong sudah menggunakan jas putih, wajahnya sudah di polesi oleh make up yang tipis, karena tanpa make up sekalipun Taeyong akan tetap terlihat cantik.

Taeyong sesekali menggigit kukunya, entahlah dia tiba tiba gugup seperti ini tak hanya itu dia juga bermondar mandir.

"Diam Taeyong!!! Astaga aku pusing melihatmu seperti ini. " Akhirnya Ten bersuara, sejak tadi dia hanya melihat Taeyong ber mondar mandir di depannya.

"Aku gugup. " Ucap Taeyong, dia memainkan tangannya agar mengurangi kegugupan nya.

"Tidak usah gugup, kau hanya katakan seperti apa di hatimu itu lalu selesai. " Memang mengucapkan lebih gampang dari pada melakukannya bukan?

"Bagaimana jika aku tidak bisa menjawab? " Tanya Taeyong, karena dia tidak menyiapkan naskah sama sekali.

"Kau pasti bisa, tatap saja matanya lalu ucapkan apa yang ada di hatimu itu. "

Taeyong menghela nafasnya, berkali kali dia juga mengambil nafasnya dalam untuk mengurangi kegugupan nya.

Cklek!!!

"Taeyong ayo Jongin sudah menunggu di altar. " Siwon papa Taeyong datang ke ruangannya, di sertai senyum tulus darinya.

"Papa aku gugup, bagaimana jika aku tidak bisa mengucapkan janji suci? Bagaimana nanti jika aku sudah menikah Jongin hyung menyesal menikah denganku, bagaimana -mmmph." Ucapan Taeyong terpotong karena sebuah bekapan yang di lakukan oleh Ten.

"Om tidak usah dengarkan ucapan Taeyong yang tidak bermutu itu, bawa atau seret dia saja om. " Kesal juga menghadapi Taeyong yang seperti ini.

Siwon yang melihat tingkah anaknya hanya tersenyum dan mengusap rambutnya "ingat nak, buang kata 'bagaimana jika' dan buang pikiran burukmu itu. Jika nanti Jongin melakukan kesalahan, rumah papa selalu terbuka untuk mu, walaupun kau menikah sekalipun kau tetap anak papa sayang. "

Taeyong mengangguk, benar apa kata Ten. Untuk tidak berpikiran buruk karena itu tidak bermanfaat sama sekali.

Siwon dan Taeyong keluar dari ruangan itu, Taeyong merangkul tangan papanya itu. Mungkin Taeyong sungguh gugup, tangannya saja sangat dingin saat Siwon mengelus nya.

"Tenang sayang, jangan gugup. " Siwon mencoba menenangkan putranya itu.

Taeyong menolehkan pandangannya dan mengangguk perlahan, dia menarik nafasnya lalu dia hembuskan perlahan. Dia melakukannya berkali kali.

"Aku serahkan putraku, jangan sakiti dirinya. " Papa Siwon memberikan telapak tangan Taeyong kepada Jongin.

Jongin menerima tangan Taeyong sepenuh hati dan tak lupa senyuman yang selalu ia berikan itu "aku akan menjaganya papa. "

Mereka berdua berhadapan dan saling menatap, cinta, sayang bahkan ketakutan ada di mata Taeyong. Jongin mengerti kenapa Taeyong takut begitu, karena pernikahan ini di lakukan mendadak tanpa persiapan sedikitpun.

Jongin mengelus punggung tangan Taeyong dan memberikan senyuman manisnya "tenanglah, semua baik baik saja. "
Taeyong mengangguk dan membalas senyuman Jongin.

"Kedua mempelai silahkan mengucapkan janji suci. "

Jongin mengambil nafasnya "Taeyong, aku mengambil engkau menjadi seorang istriku, untuk saling memiliki dan juga menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, dan pada waktu sehat maupun sakit. Untuk selalu saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita. "

The First Lie Of Happiness [Kaiyong] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang