18

340 42 0
                                    


Happy reading!!!

Pagi sudah datang, rembulan sudah berganti matahari dengan sinar yang sangat terang. Sinarnya masuk kedalam celah yang bisa sinar itu gapai, bahkan kedalam kamar pasangan pemuda yang tidak terganggu dengan sinar matahari sedikitpun.

"Eunghh." Mata cantik itu mengerjapkan matanya untuk membiasakan cahaya yang masuk pada reti nanya dan juga kedua tangan yang di renggang kan.

Pria cantik itu melihat sekitar lalu tersadar kalau kemarin dia menginap, siapa lagi kalau bukan Taeyong. Dia tersenyum kecil saat kejadian kemarin dari acara lamaran bahkan prank kedua orang tua Jongin.

Konyol sekali pikirnya, tapi dengan semua itu dia sangat bahagia. Dia jadi bertanya tanya apakah seperti ini rasanya di cintai?

Taeyong melirik ke arah samping dimana Jongin masih bergelung dalam mimpinya, lagi lagi Taeyong tersenyum mengingatnya. Bolehkah dia bersyukur atas apa yang Jaehyun lakukan padanya? Karenanya dia bisa menemui orang yang sangat mencintainya. Mungkin setelah kepulangannya Taeyong akan berterima kasih padanya.

"Suka memandang wajahku eh? "

Taeyong yang asik memandang tunangannya itu eh, Taeyong menjadi malu saat mengatakan Jongin adalah tangannya. Taeyong tersentak lalu malingkah wajahnya, matanya menatap sekitar asal tidak menatap ke arah Jongin.

Jongin tersenyum kecil, dia menarik Taeyong untuk tidur lebih dekat dengannya, wajah Jongin berada di perpotongan leher Taeyong. Bahkan dia bisa menghirup aroma Taeyong yang sangat harum itu.

"Pagi sayang. " Dengan suara seraknya Jongin berkata. Dia masih terus saja berada di perpotongan leher Taeyong.

Taeyong tersenyum malu, bisa dia rasakan pipinya memanas bahkan hatinya berdetak lebih cepat. Dia masih belum terbiasa dengan panggilan sayang seperti itu, rasanya seperti ada kupu kupu yang berterbangan.

Taeyong memalingkan wajahnya ke arah Jongin "pagi Hyung... " Dengan senyuman Taeyong mengelus pipi sampai ke dagu Jongin.

"Hyung tidak pernah bercukur? " Oke jangan salahkan Taeyong bertanya, karena saat pertama kali bertemu dengan Jongin dia tidak melihat bulu halus yang berada di dagunya itu, tapi setelah dia pegang terasa sekali pada telapak tangannya.

"Lumayan, mungkin minggu lalu aku tidak ingat. " Jongin mencoba ingat ingat kapan dia terakhir kali mencukur nya.

"Hyung harus mencukur nya. " Bukan karena apa, saat Jongin menempel pada lehernya dia merasa sangat geli.

"Hm, aku tidak akan mencukur nya. "

"Kenapa Hyung. "

"Aku sudah memiliki tunangan sekarang, bahkan saat ini berada di dekapanku. Kenapa tidak dia saja yang mencukur nya. "

"Astaga Hyung.. " Keluh Taeyong, dia membalikkan tubuhnya membelakangi Jongin.

Jongin senyum kecil, menyenangkan menggoda Taeyong karena pipinya akan memerah nantinya.

Ting!!!

Mereka yang asik memeluk, tidak maksudnya Jongin yang memeluk Taeyong dari belakang karena dia menolak untuk berhadapan, mungkin takut malu.

Taeyong mengulurkan tangannya setelah tau notifikasi dari ponselnya. Dia mengerutkan keningnya saat melihat siapa yang mengirim dirinya pesan.

"Pak Yesung. " Gumam Taeyong "apa tugas yang aku kirimkan salah lagi? Harus di revisi kembali? Oh tidak aku tidak mau kembali ke neraka kembali." Dia tidak segera membuka pesannya, masih saja dia lihat nama yang tertera di layar ponselnya itu.

The First Lie Of Happiness [Kaiyong] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang