30

312 30 0
                                    


Happy reading!!!

.
.
.
.

Benar benar, kemarin lusa Taeyong tidak mau melakukan dan malah terus terusan menggodanya, jika saja Jongin tidak melaksanakan janjinya, dia akan menarik istri manisnya itu ke dalam kamar dan melakukannya.

Akhir akhir ini tingkah Taeyong mengesalkan, dari mulai suka menggodanya dengan pakaian tipis, bahkan dia juga suka membuatnya cemburu. Dia selalu beralasan jika Jongin bertanya kenapa menggunakan pakaian tipis, namun dia dengan santai menjawabnya "pakaian ini nyaman Hyung, di sini panas. " Sungguh alasan yang tidak masuk akal, di kamar mereka pendingin ruangannya sudah di hidupkan bahkan dia sudah merasakan kedinginan.

Jongin tidak tau apa yang sebenarnya terjadi pada istrinya itu, dia selalu mengatakan kalau dirinya suka mengabaikannya, tapi kapan dia melakukannya.

Di saat Taeyong memerlukannya dia akan cepat datang, dia hanya mengecek beberapa kali ponselnya dan tidak pernah mengabaikan istri cantiknya itu. Tapi kenapa Taeyong menjadi seperti ini?

Saat ini pun dia juga begitu, berdiri berdua dengan laki laki Jepang, berbicara panjang lebar bahkan tertawa bersama, sedangkan dirinya? Dirinya hanya diam dan menyaksikan. Jadi disini siapa yang menghiraukan? Ini hari terakhir mereka berada di Jepang, dan dirinya tidak mendapatkan jatahnya sama sekali.

Jongin beberapa kali berdecak keras, bahkan mendengus keras berusaha menarik perhatian istrinya, tapi dia tidak sedikitpun menoleh padanya, ini menjengkelkan kalian tau.

Jika saja dia tega, mungkin dia akan meninggalkan istrinya itu, atau paling tidak menyeretnya pulang ke rumah dan menguncinya di kamar. Tapi lagi lagi dia tidak akan tega dengan tatapan sedih istrinya itu, dia sungguh lemah.

Sudah cukup kesabarannya, dia dengan cepat menarik Taeyong ke pelukannya "sudah cukup, kita pulang sekarang!!! " Jongin menarik Taeyong untuk mengikutinya, dia tidak mendengarkan Taeyong yang terus berkata untuk pelan pelan, langkah kaki mereka berbeda sangat jauh jadi membuat Taeyong kesulitan untuk mensejajarkan nya.

Kenapa Jongin marah? Karena dia melihat di depan matanya sendiri, laki laki itu memegang pipi istrinya. Dia tegaskan sekali lagi jika apapun yang berada di Taeyong adalah miliknya, tidak ada yang bisa menyentuhnya kecuali dengan ijinnya.

"Hyung.. Pelan kan jalanmu, aku jangan di tarik tarik, Hyung, Hyung kakiku pendek. " Taeyong terus mengoceh sepanjang jalan, dia mengeluhkan kenapa suaminya menarik dirinya "Hyung.. Aku lelah. " Taeyong mempoutkan bibirnya, dia lelah di tarik tarik seperti itu, dia bukan hewan "isshh Hyung, dengarkan aku!!! " Pekik Taeyong kesal.

"Tidak, sekarang kau diam dan Terima hukumanmu."

"Hukuman? " Bingungnya, Taeyong merasa dia tidak melakukan kesalahan sedikitpun.

Jongin diam, dia terus melanjutkan jalannya dengan tangannya yang terus menarik Taeyong. Setelah sampai di rumah, Jongin langsung mengangkat Taeyong di bahunya, membuat Taeyong memekik tidak terima karena pusing.

"Aaaa turunkan aku Hyung, pusing. " Taeyong memukul punggung Jongin

Plak!!

"Diam Kim Taeyong, kau hanya bisa mengeluarkan suara desahanmu saja, tidak ada yang lain. " Ucap Jongin setelah menampar pantat istrinya itu.

"Aakh, kenapa di pukul. " Kesalnya, Taeyong menjuntai kan kedua tangannya di depan, untuk kabur pun tidak bisa.

Jongin mengunci pintu kamarnya lalu menurunkan Taeyong di depannya. Dia berjalan ke arah kasur dan menaikinya.

"Apa hukuman ku Hyung? " Tanyanya, dia memainkan jari jarinya itu.

"Lepas semua pakaianmu itu, dan duduk di pangkuan ku sekarang."

The First Lie Of Happiness [Kaiyong] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang