38. End

424 28 7
                                    

Happy Reading!!!

Jongin sudah mengganti pakaiannya, dia memasuki ruang operasi dengan perasaan panas dingin.

Jongin meneguk ludahnya saat melihat Taeyong merintih kesakitan dan mencengkram kasur.

Jongin berbalik badan berniat keluar dari ruangan,dia tidak bisa melihat Taeyong seperti itu. Tapi rintihan Taeyong yang memanggilnya membuatnya urung untuk pergi.

"Jo-Jongin Hyung... Sa-sakith." Rintihnya.

Jongin segera menghampiri Taeyong dan duduk di sampingnya, tangannya menggenggam telapak tangan istrinya itu.

Taeyong mencengkram nya sangat kuat, tapi tidak masalah, luka karena bekas kuku Taeyong tidak sepadan dengan rasa sakit yang di alami Taeyong.

"Kau harus kuat, kita akan melihat bayi kita bersama-sama. Kita akan merawatnya nanti." Ucap Jongin.

"Bagaimana jika aku tiada?" Tanya Taeyong, dia merasa tidak kuat lagi untuk bertahan.

"Jika begitu, aku tidak akan menerima anak kita. Aku tidak akan menganggap mereka nantinya jika kau pergi. Seberapa inginnya pun diriku memiliki seorang anak tetap saja dirimu yang paling aku butuhkan." Jelasnya.

Mata Taeyong melebar, terkejut atas penuturan suaminya itu, entah dia harus senang atau sedih. Senang karena suaminya sangat mencintainya, sedih jika dia tidak bisa bertahan dan anaknya yang terkena imbasnya.

"Tap-tapi..."

"Lebih baik kau tidak usah berbicara terlebih dahulu sayang, sungguh jika kau meminta aku menyayangi anak kita kau harus ada di sampingku bersama-sama untuk merawatnya." Jongin mengecup dahi Taeyong lama, air matanya sedikit keluar hingga mengenai mata Taeyong, "berjuanglah, demi aku dan anak kita. Aku mohon padamu."

"Taeyong, apa sudah sakit sekali?" Tanya Sehun.

"Iya.."

"Baiklah kita akan memulai operasinya."

Tepat di atas dada Taeyong du turunkan sehelai kain untuk menutupinya "Taeyong apa sudah tidak terasa saat aku tekan?" Tanya Sehun, dia dengan setia menekan bahkan mencubit pelan perut Taeyong untuk memastikan jika biusnya sudah bekerja.

"Iya, aku sudah tidak merasakan apapun."

"Baiklah, kita mulai. Jangan gugup Taeyong dan Hyung, sebisa mungkin kami akan membantu sampai tidak terjadi sesuatu pada Taeyong."

Jongin duduk dengan menegang sedangkan tangannya setia menggenggam tangan Taeyong yang mendingin.

"Rileks ya sayang."

"Rileks juga ya hyung."

Sepertinya mereka sama-sama saling menguatkan, ini kehamilan pertama bagi Taeyong sedangkan Jongin yang tidak tega melihat perut istrinya di belah.

"Hyung, nanti kita tidak akan kesepian." Ucap Taeyong.

"Iya, mereka akan terus menangis."

Mereka terus berbicara satu sama lain, hanya itu yang bisa mereka lakukan. Mereka tidak ingin terlalu gugup dan memikirkan hal yang buruk.

25 menit kemudian terdengar suara tangisan bayi yang memenuhi ruangan operasi tersebut.

"Oek.. Oek.. Oek..."

"Selamat, bayi kalian lahir. Berjenis kelamin laki-laki dan berat 2.4 kg." Ucap Sehun.

"Anak kita Taeyong." Haru Jongin.

"Iya hyung." Taeyong ingin menangis jika tidak ingat masih ada satu bayi lagi.

Sehun mendekat dengan bayi di gendongannya yang sudah di bersihkan darahnya "buka selimut yang menutupi badanmu Taeyong."

The First Lie Of Happiness [Kaiyong] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang