36

273 28 10
                                    

Happy reading!!!

Sehun melangkahkan kakinya ke arah
samping mansion di mana tempat Taeyong berada.

Setiap langkahnya dia selalu bergumam agar tidak terjadi apa apa pada Taeyong. Sehun menatap sekeliling dengan teliti, matanya menyipit kala dia melihat sesuatu yang asing, lama menatap hingga mata Sehun membola sempurna saat tau yang ia lihat adalah Taeyong yang sedang berada di atas pohon peach.

"TAEYONG!!! JONGIN HYUNG!!!." Teriak Sehun, dia berlari ke arah pohon peach itu dan mengawasi pergerakan Taeyong, "tidak Taeyong, sekarang kau turun astaga lihat perutmu membesar, apa kau tidak takut dahannya patah karena tubuhmu?"

Oh terkutuk lah mulut Sehun itu, dia seorang dokter seharusnya tau jika membicarakan tentang berat badan pasti akan membuat mood ibu hamil turun.

Pluk!!

Buah peach Taeyong lemparkan tepat pada kepala Sehun, dia juga menatap tajam Sehun dari atas "aku tidak mau turun sebelum Sehun meminta maaf."

Sehun mengelus kepalanya yang cukup sakit akibat lemparan buah peach itu "maafkan aku, tapi ayo turun." Bujuk Sehun.

"Tidak mau." Tolak Taeyong, dia menatap ke arah lain bahkan dia juga tetap memakan buah peach nya.

"Sehun!! Ada apa? Kenap- KIM TAEYONG!!! TURUN SEKARANG!!!" Jongin dengan tiba-tiba datang, dia yang pertama ingin bertanya adiknya itu berteriak langsung terkejut saat melihat Taeyong yang berada di atas pohon.

Mata Taeyong berkaca-kaca, dia terkejut saat mendengar teriakan suaminya itu "hiks.. Hyung berteriak padaku? Hiks.. Hyung tidak sayang lagi padaku." Racau Taeyong, mood Taeyong sering berubah-ubah, menangis bahkan terkadang melakukan kenakalan.

Jongin mengurut pelipisnya dia merasa akan tua lebih cepat jika Taeyong bertingkah seperti itu setiap harinya "turun sayang, ayo turun."

"Tidak mau, Hyung berteriak padaku tadi." Taeyong merajuk, dia memajukan bibirnya itu.

"Tidak, aku tidak marah asal kau turun. Jadi ayo turun." Bujuk Jongin.

"Benar ya?"

"Iya sayang." Ucap Jongin.

Taeyong yang menatapnya mencari kebohongan dari suaminya itu, siapa tau kan saat dia turun nanti suaminya memarahinya. Tapi setelah melihat mata suaminya itu Taeyong menjadi yakin jika dia tidak akan marah.

Dengan perasaan senang akhirnya Taeyong perlahan turun dari pohon peach itu, di belakangnya terdapat Sehun dan Jongin yang menengadahkan tangan mereka takut jika Taeyong jatuh.

Mereka berdua menghembuskan nafas mereka dengan lega, lega karena tidak terjadi sesuatu pada Taeyong.

Taeyong tersenyum lebar, dia sedikit berjalan cepat ke arah Jongin dan memeluknya dengan erat. Tinggi suaminya yang melebihi dirinya itu membuat Taeyong berjinjit menggapainya.

Jongin dengan terpaksa tersenyum, dia menangkup pantat Taeyong dengan kedua tangannya "sudah puas membuatku jantungan?"

Taeyong menggeleng "belum, tapi ini semua kemauan anak kita hyung."

"Aku tau, tapi itu berbahaya untuk mu."

"Maaf, janji tidak melakukannya lagi." Sesal Taeyong, dia menundukkan kepalanya dengan tangan yang masih bertengger pada leher Jongin.

"Maaf mu aku terima, tapi aku tidak yakin kau tidak akan melakukannya lagi selama anak kita masih ada di perutmu." Ucap Jongin, dia harus ekstra sabar menghadapi tingkah Taeyong, tapi bisakah tingkahnya tidak membuatnya ingin hampir mati?

The First Lie Of Happiness [Kaiyong] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang