Putra mendorong pintu UKS dengan punggungnya. Untung saja pintu itu tidak terkunci. Putra lalu membaringkan Tiara di salah satu brangkar di dalam UKS ini.
"Tiara" ucap Putra sambil menepuk pelan pipi Tiara.
"Muka kamu pucat banget" tangan Putra lalu beralih ke tangan Tiara, entahlah ia terlalu khawatir dan ingin menggenggam tangan perempuan di hadapannya ini.
"Batu?" ucap Putra bingung saat ia membuka kepalan tangan Tiara yang niatnya ingin dia genggam tadi.
"Oh iya, kamu kan menstruasi beberapa hari yang lalu" Putra lalu terkekeh kecil sebentar. "Pasti perut dia tadi sakit" Putra lalu mengambil batu tersebut lalu menyimpannya di kantong celananya dan tangannya pun kini menggenggam tangan Tiara. "Nih tangan gue"
Pintu UKS terbuka sontak membuat Putra melepas tangannya.
"Tiara" ucap Amel lalu mendekati sahabatnya.
"Baru aja gue mau nelpon"
"Pas ke lapangan tadi, ada anak kelas 11 bilang kalau Tiara pingsan dan dibawa sama kamu"
Putra mengangguk
"Kok bisa kamu yang bawa Tiara, emangnya ke lapangan tadi"
"Iya tadi disuruh sama bu Linda ngasih tas Tiara. Untung aja gue masih di dekat dia waktu dia pingsan"
"Oh gitu"
Tiara mencoba membuka matanya. Orang pertama ia lihat ia Amel meski penglihatannya belum sepenuhnya jelas, namun ia sudah menebak kalau Amel yang berada di sampingnya sekarang. Setelah penglihatannya jelas, ia lalu tersenyum, tebakannya benar.
"Tiara" ucap Amel antusias saat melihat Tiara tersenyum. "Kamu mau minum" tanya Amel yang diangguki oleh Tiara.
Baru Amel ingin beranjak, Putra telah menyodorkan air gelas padanya.
"Putra" batin Tiara. Ia lalu tersenyum pada Putra sebentar. Ia mencoba untuk duduk dan mengambil air gelas dari Amel.
"Gimana? Perasaan kamu gimana" tanya Amel dengan raut khawatir.
"Gak papa, aku baik-baik aja" ucap Tiara sambil terkekeh kecil, sahabatnya yang satu ini terlalu khawatir padanya. "Cuma efek terik matahari sih"
"Ah syukurlah"
Pintu UKS terbuka
"Sari" ucap Putra.
"Hai" ucap Sari tersenyum lalu berdiri di samping Putra mengalungkan tangannya di lengan Putra. "Gimana keadaan kak Tiara"
"Fine, no prob"
Sari mengangguk lalu tersenyum lega pula.
"Ke kantin" tanya Putra pada perempuan di sampingnya.
Sari mengangguk
"Gue duluan" ucapnya kini pada Amel dan Tiara. Amel menanggapinya dengan anggukan.
"Kok bisa sih kamu terlambat" tanya Amel setelah Putra dan Sari keluar.
"Ban bocor. And you know, itu aku pikir itu disengajakan"
"Ha gimana-gimana"
"Iya jadi pas nunggu montirnya papa, aku tiba-tiba kepikiran kok bisa sih kayaknya dari kemarin ada hal yang nggak baik terus, nah lalu aku jalan tuh ke belakang, dan ternyata benar. Sekitar 20 meteran lah dari motor aku, banyak paku disitu. Tapi bisa jadi juga sih, kalau itu paku orang yang gak sengaja jatuh"
"Kalau aku mikirnya itu sengaja sih pasti. Pasti ada orang yang mau cari masalah dan orang itu ada di sekolah ini. Mulai dari lemparan gelas, ban dikempesin, tumpahan minyak dan sekarang taburan paku. Untung saja sih waktu kamu kepleset di tumpahan minyak ada Rian yang bantu kamu, tapi tujuan dia numpahin minyak itu pasti mau bikin kamu jatuh. Kira-kira siapa orang itu"

KAMU SEDANG MEMBACA
Bofrend
Novela JuvenilSeseorang yang seharusnya bisa kujadikan sahabat, namun hanya kujadikan teman. Menjadi sahabat dalam suatu urusan tertentu, namun menjadi teman dalam urusan tertentu pula. Seseorang yang seharusnya kujadikan teman malah menjadi sahabat. Seseorang ya...