Hujan masih mengguyur jalanan. Tiara tiba-tiba mengingat sesuatu.
"Ayo Tii. Gue lapar"
Ucapan Putra di sekolah tadi membuatnya memukul dahinya sendiri.
"Astaga Putra. Aku lupa. Kamu kan tadi lapar"
"Ha? Kapan gue bilangnya"
Bukannya menjawab, Tiara malah menuju ke dapur, berjalan dengan pelan untuk melihat apa yang bisa dimakan oleh mereka.
"Ra.. tadi di sekolah makan mie?"
"Nggak"
"Mau makan mie nggak?" ucap Tiara pelan, soalnya Putra memiliki aturan makan dalam mie.
"Boleh" ucap Putra lalu menuju ke dapur melihat Tiara.
"Mau yang bagaimana?" ucap Tiara sambil memperlihatkan stok indomie nya.
"Banyak banget Tii"
"Namanya juga stok, ya banyaklah. Cepat mau yang mana. Aku juga lapar"
"Ini aja" Putra lalu mengambil salah satu mie.
"Oke"
Tiara mengambil dua bungkus indomie disana dan langsung memanaskan air di kompor.
"Eh nak Putra ngapain masuk ke dapur" ucap bi Tira.
"Hehe. Mau bantuin Tiara bi" ucapnya sambil tersenyum malu.
"Nggak usah Ra. Mending ke meja makan"
Putra menuju ke meja makan. Selang beberapa menit, Tiara datang dengan dua piring mie goreng disusul dengan bi Tira dengan dua gelas air.
"Nih" Tiara meletakkan piring di depan Putra dan duduk di kursi hadapan Putra.
Putra melihat mie goreng di depannya. Mie dengan satu telur mata sapi diatasnya serta daun bawang membuatnya semakin lapar.
"Dimakan Ra. Jangan dipandangi gitu"
"Eh iya"
Putra dan Tiara memakan mie mereka dengan lahap. Dua remaja ini sepertinya kelaparan namun tidak ada yang memakan nasi, pikir bi Tira melihat Tiara dan Putra memakan mie mereka dengan semangat.
Setelah makan, Putra pun langsung pulang karena hujan telah reda. Tak lupa ia mengungkapkan terima kasih kepada Tiara yang telah memberikan makan dan tempat berteduh.
"Kok baru pulang Put" ucap Ega melihat putra sulungnya yang baru pulang jam 5 sore.
"Hujan mi"
"Neduhnya di sekolah"
"Bukan"
"Berteduh dimana kamu selama 3 jam" suara Ega sedikit tegas, takutnya Putra keluyuran tidak jelas.
"Tenang mi. Di rumah Tii"
"Tiara"
"Hehe iya"
"Ya sudah. Sana makan dulu"
"Udah"
"Makan di rumah Tiara juga"
"Heheiya. Soalnya Tiara nawarin, kenapa nggak" Putra terkekeh lalu menuju ke kamarnya sedangkan Ega hanya tersenyum menggelengkan kepalanya.
•••
Ting
Bunyi notifikasi dari ponsel Tiara berbunyi membuat pemiliknya yang tadinya membaca buku Geografi nya beralih ke ponsel tersebut dan membuka aplikasi WhatsApp nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bofrend
Fiksi RemajaSeseorang yang seharusnya bisa kujadikan sahabat, namun hanya kujadikan teman. Menjadi sahabat dalam suatu urusan tertentu, namun menjadi teman dalam urusan tertentu pula. Seseorang yang seharusnya kujadikan teman malah menjadi sahabat. Seseorang ya...