Tiara membuka matanya perlahan. Dilihatnya jam menunjukkan pukul dua dini hari. Dirinya hampir 12 jam tertidur setelah pulang sekolah tadi. Ia lalu berjalan menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya dan menuju dapur mencari sesuatu untuk dimakan.
"Mie?"
Mau tak mau Tiara lalu mengambil dua bungkus mie goreng dan mulai memasak air. Setelahnya, ia lalu memakannya di kesunyian. Tiara menatap ruang makannya yang hampa, begitu pula dengan ruangan-ruangan lain di rumah ini. Tiara lalu hanya tertawa kecil melihat kondisi rumahnya dan kembali memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Tak cukup lama, Tiara lalu membersihkan alat makannya dan kembali ke kamarnya.
"Aku naruh hp dimana yah?"
Setelah mendapatnya di bawah kasur, ponselnya sudah dipenuhi notifikasi dan beberapa panggilan tak terjawab.
Panggilan tak terjawab
Fatherr♡ (4)
Amell (10)
Pak ketua (3)
Mo♡ (1)Hanya melihat panggilan tak terjawabnya dan mematikan ponselnya untuk di charger, lalu ia menyalakan TV mencari sesuatu yang bisa ia tonton.
Menonton TV hingga pagi hari, hingga waktu menunjukkan pukul 6 pagi. Ia lalu bersiap untuk menuju sekolah.
Kurang lebih seminggu, seperti itulah rutinitas Tiara.
Tok tok tok
Tiara mengerutkan keningnya, siapa yang bertamu sepagi ini. Namun, Tiara mengabaikan ketukan tersebut dan lebih memilih melanjutkan kegiatannya untuk bersiap ke sekolah.
Ketika Tiara membuka pintu rumahnya, ia mendapati Putra yang sedang duduk di kursi teras. Tiara tak mempedulikannya, Tiara lalu mengunci pintu rumahnya dan berjalan menuju garasi.
"Tunggu" Putra menahan tangan Tiara.
Tiara berbalik dan hanya diam melihat Putra.
"Tii"
Tiara memalingkan wajahnya dan melihat ke arah jalan.
"Tii.. Apa yang sebenarnya buat kamu marah sama aku?"
Tiara tetap diam dan tak melihat Putra.
"Tiara. Liat aku"
Tiara menoleh
"Aku yakin, kamu marah bukan karena aku ngasih tau Toni kan? Aku yakin bukan karena itu. Please Tiara, kasih tau aku apa yang buat kamu marah sebesar itu sama aku? Sampai-sampai kamu menghindar dan gak mau ketemu sama aku"
Tiara tak merespon sama sekali meski Tiara menatap Putra yang sedang berbicara.
"Tii.. Ngomong Tii, perasaan aku gak enak liat kamu begini"
Putra menghembuskan nafasnya kasar, sepertinya dia hanya sia-sia mengajak Tiara bicara hari ini.
"Kamu udah sarapan?"
Tak ada jawaban.
Putra terkekeh. Tiara memang menatapnya bicara namun tatapan itu bukanlah tatapan Tiara yang Putra kenal. Putra lalu melepas tangan Tiara. Tiara yang tanpa suara lalu berjalan menuju garasi dan meninggalkan Putra di rumahnya.
"Kamu bukan Tii yang kukenal Tiara Lestari" ucap Putra lalu ia pun meninggalkan kawasan rumah Tiara.
Setelah kejadian pagi tadi, Putra hanya diam selama di sekolah. Tentunya membuat, sahabat-sahabatnya heran dan mengira Putra sedang sakit. Berbeda dengan Tiara, perempuan itu lebih banyak bercerita dengan Amel dan teman-temannya hari ini. Tiara yang kemarin-kemarin telah bersikap dingin kini menjadi Tiara yang ramah terhadap teman-temannya, termasuk kepada Toni.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bofrend
Teen FictionSeseorang yang seharusnya bisa kujadikan sahabat, namun hanya kujadikan teman. Menjadi sahabat dalam suatu urusan tertentu, namun menjadi teman dalam urusan tertentu pula. Seseorang yang seharusnya kujadikan teman malah menjadi sahabat. Seseorang ya...