Tiara mendengar roda besi lantas membuka matanya perlahan. Dilihatnya langit-langit berwarna putih serta lampu yang bergerak cepat. Ia lalu melihat Kiano yang berlari bersama para suster di sekitarnya. Tiara memegang tangan Kiano.
Kiano menunduk melihat Tiara yang mencoba tersenyum untuknya. Kiano memegang erat tangan Tiara."Aku ada disini Tiara" ucapnya sambil menahan air matanya. Sungguh, kondisi Tiara benar-benar mengharukan. Wajah yang penuh darah dan luka lebam, serta lengan Tiara yang berdarah.
Tiara segera masuk ke ruangan UGD dan segera ditangani oleh dokter. Kiano menunggu di depan ruangan. Mencoba menetralkan emosinya sendiri. Pikirannya mengingat pertemuan terakhir mereka tadi, beberapa jam yang lalu Tiara sangat cantik menggunakan dress selutut dan mengatakan semangat untuknya dengan senyuman. Kemenangannya hari ini seperti tak ada harganya jika saja dirinya telat datang ke tempat tersebut, entah apa yang akan dilakukan Sari pada Tiara.
Putra menuju rumah sakit menggunakan motor Kiano. Setibanya di sana, ia lalu menghubungi Santoso dan mengirimi pesan ke orang tuanya karena ia akan tinggal hingga pagi disini.
"Gimana ini bisa terjadi?" tanya Kiano.
"Gue gak tahu, setahu gue Tiara dianter sama sopir om Santoso"
"Lo gak barengan pulangnya?"
"Nggak, Sari minta pulang duluan"
"Hmmm. Andai aja gue gak ikutan balapan, kejadian ini bisa aja gak terjadi"
"Jangan salahin diri lo. Mereka semua bakalan dilapor ke polisi atas percobaan pembunuhan"
"Buktinya?"
"Randi ngerekam semua pembicaraan Sari"
Kiano mengangguk.
Beberapa menit kemudian, Santoso datang bersama Lita.
"Om"
"Gimana? Gimana keadaan Tiara?"
"Masih ditangani dokter om"
"Apa yang sebenarnya terjadi Putra?"
"Mmmm" Putra menelan ludahnya sendiri, sedikit takut untuk mengatakannya karena Lita ada disini.
"Kenapa Putra? Kiano?"
"Tiara diculik sama Sari" ucap Kiano.
"Ha? Kamu jangan menuduh keponakan saya yah" ucap Lita tak terima.
"Maaf tante, tapi keponakan tante emang gak suka sama Tiara. Asal tante tahu, keponakan tante itu psikopat. Jika saja ia memiliki kesempatan, ia bahkan akan membunuh Tiara" ucap Kiano dengan nada tinggi.
"Kiano" Putra menahan lengan Kiano.
"Ada apa? Apa masalah Sari dengan Tiara"
"Maaf om, ini semua salah saya" ucap Putra. "Sari cemburu melihat saya dengan Tiara yang begitu akrab dan saya lebih memerhatikan Tiara daripada dia, Sari mengira kami berdua memiliki hubungan lebih dari teman dan dia tak menerima hal itu. Jujur, saya sendiri juga kaget melihat kejadian hari ini, saya tak menyangka jika Sari berbuat senekat itu"
Santoso memijit pelipisnya, bagaimana bisa kisah cinta anak muda serumit dan sekejam itu, pikirnya.
"Mas, maafkan Sari. Aku benar-benar tak tahu jika dia berperilaku seperti itu"
"Hm mau gimana lagi, semua sudah terjadi. Ini juga salah om karena menyuruhmu untuk menjaga Tiara sangat ketat sehingga kau tak ada waktu untuk dia"
"Tidak om, om tak salah. Bagaimanapun Tiara adalah teman dekat saya dan saya juga akan melindungi Tiara om"

KAMU SEDANG MEMBACA
Bofrend
Teen FictionSeseorang yang seharusnya bisa kujadikan sahabat, namun hanya kujadikan teman. Menjadi sahabat dalam suatu urusan tertentu, namun menjadi teman dalam urusan tertentu pula. Seseorang yang seharusnya kujadikan teman malah menjadi sahabat. Seseorang ya...