Tiara bernafas lega setelah keluar dari rumah baru mamanya. Seperti dugaannya, mamanya akan setuju jika papanya setuju. Ia mengusap air matanya, ia kira dirinya tak akan menangis bombay di dalam sana namun ternyata sebaliknya. Kiano merangkul pundak Tiara untuk menguatkannya.
"Makasih. Makasih udah mau antar aku kesini"
Kiano tersenyum dan mencium kening Tiara. "Everything for you"
Tiara tersenyum dan memeluk Kiano.
"Ya udah kita langsung pulang aja yah" ucap Kiano melihat jam melingkar di tangannya menunjukkan pukul 4 sore, mereka akan tiba jam 8 malam di kota mereka jika tidak macet.
Tiara mengangguk dan mereka berdua pun meninggalkan kawasan rumah Dirna.
"Kamu tidur aja sayang kalau ngantuk" ucap Kiano melihat Tiara sudah beberapa kali menguap.
"Tapi aku mau temenin kamu"
Kiano meraih tangan Tiara dan menggenggamnya. "No prob, tidur aja"
Tiara mengangguk, mata sembab memang membuat matanya sangat mudah mengantuk.
Kiano menatap Tiara lalu kembali fokus menyetir. Ia tak menyangka jika perempuan yang memang sudah lama ia suka akan menjadi miliknya dan bahkan Tiara sudah percaya kepadanya. Kiano terkekeh kecil mengingat pertemuan pertamanya dengan Tiara yang bahkan mungkin Tiara tak akan percaya jika dirinya langsung suka pada Tiara saat itu.
-Flashback on-
Kiano berlari menuju lapangan, hari pertamanya sekolah menjadi hari sial baginya karena motornya sempat mogok membuatnya terlambat.
"Ets sorry-sorry" ucap Kiano pada perempuan yang juga menggunakan kalung pertanda siswa baru.
"No prob, aku juga telat makanya buru-buru" ucap perempuan tersebut dengan senyum tipis.
Kiano mengangguk lalu melihat nametag pada perempuan di hadapannya.
Tiara Lestari
Mereka berdua berlari menuju lapangan dan mengambil barisan ngasal karena takut senior melihat mereka.
"Huh hampir" ucap Kiano.
Tiara terkekeh dan Kiano pun ikut terkekeh melihat mereka seperti tikus yang berusaha kabur dari kucing. Kiano tersenyum tipis, hatinya berbunga-bunga melihat senyum dari Tiara, dia suka senyum itu.
Selesai upacara, Tiara langsung pergi ke barisan kelasnya membuat Kiano berdecak karena tak sempat berkenalan.
-Flashback off-
Sejak saat itulah, Kiano pun mulai mendekati Tiara dengan selalu menemuinya di kantin. Kiano akui jika pergerakannya untuk mendekati Tiara sangatlah lamban, selama kelas sepuluh ia terlalu fokus dengar akademik untuk membuktikan pada ayahnya dan juga sibuk mempelajari dunia motor dengan Tora.
Tahun ajaran berikutnya, Kiano sekedar mendekati Tiara dengan berbincang sebentar atau mencoba mengajak Tiara pulang bareng, hanya saja Tiara selalu menolak membuat Kiano takut jika Tiara akan risih jika Kiano selalu mendekatinya. Ia pun meminta bantuan kepada Amel agar ia bisa mengetahui Tiara lebih jauh namun sayang sekali Amel juga menolak untuk membantunya.
Mungkin terlihat main-main karena Kiano berteman akrab dengan semua teman perempuannya. Tapi semua itu hanyalah teman bagi Kiano. Kiano sering membawa perempuan ke markas, namun itu semua juga hanyalah teman Kiano tak ada sama sekali yang menarik di mata Kiano. Kiano juga sadar jika mungkin Tiara tak ingin mendekatinya karena ia adalah anak geng motor dan terlihat seperti anak playboy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bofrend
Novela JuvenilSeseorang yang seharusnya bisa kujadikan sahabat, namun hanya kujadikan teman. Menjadi sahabat dalam suatu urusan tertentu, namun menjadi teman dalam urusan tertentu pula. Seseorang yang seharusnya kujadikan teman malah menjadi sahabat. Seseorang ya...