7. Rindu

17 2 0
                                    

"Halo ma"

.....

"Oh gitu. Ya udah"

.....

"Love you too ma"

"Ada apa Tiara?" tanya Gunawan setelah Tiara mendapat telepon.

"Ini mamaku ngasih kabar kalau Minggu nanti mereka gak bisa pulang"

"Oh" Gunawan terdiam sejenak. "Kamu gak kesepian ortu gak ada di rumah" lanjutnya.

"Kesepian sih. Tapi mau gimana lagi, semuanya perlu uang bukan? Jadi mau gak mau harus terima"

"Yah itu benar"

"Yap. Udahlah, sekarang kamu ketik ini sampai disini"

"Siap bu bos"

Hari menjelang sore, tugas Tiara dan Gunawan akhirnya selesai. Tak menunggu lama pula, Gunawan pun langsung pamit.

•••

"Ah. Rindu gue sama seseorang" ucap Putra saat bercermin di kamarnya. Hari ini ia akan kembali bersekolah setelah 8 hari sakit. Dia demam tinggi setelah berenang malam di rumah Gunawan Minggu lalu. Setelah bertengkar dengan Bima kemarin, pikirannya kacau mengingat teman Bima yang sialan itu. Ucapan teman Bima yang menginginkan Tiara membuatnya marah besar ditambah Tiara yang merasa bersalah atas luka yang ada pada dirinya kemarin.

"karna kan mereka mungkin punya dendam sama aku, terus ngeliat kamu teman aku lalu mereka jadiin kamu umpan"

Ucapan Tiara kemarin kembali ke pikiran Putra.

"Gue udah bawa Tiara ke masalah"

"Akh, ini semua gara-gara Ningsih. Bima jadi salah paham sama gue, ditambah teman Bima. Gue harus nemuin Ningsih hari ini" ucapnya lalu mengambil kunci mobilnya.

"Eits, pak ketua udah sehat ni. Gimana pak, apa keadaan anda sudah baik-baik saja" ucap Rian saat Putra berjalan memasuki kelas mereka.

"Apaan si. Lebay" ucap Putra sambil tertawa kecil.

"Emang yah, gue ini peduli sama lo Putra" ucap Rian tak terima disebut lebay.

"Hm hm hm" ucap Putra lalu mengeluarkan ponselnya.

Sementara itu Gunawan dan Toni hanya tersenyum melihat kejadian di depan mereka.

"Hm, rasanya sesak banget pengen ketemu seseorang" batin Putra. "Gue pergi ke kelas Sari aja de biar rasa rindu gue ini terobati" lanjutnya lagi sambil beranjak dari bangkunya.

"Mau kemana" tanya Gunawan.

"Mau ke kelas doi"

Putra lalu buru-buru menuju ke kelas 11. Rasa rindunya kepada seseorang tak bisa ia tahan.

"Hai sayang" ucap Sari tersenyum bahagia melihat sang kekasih ada di hadapannya. "Miss you banget" lanjutnya.

"Sama aku juga rindu" Putra lalu mendudukkan dirinya di samping Sari.

"Gimana, kamu udah benar-benar sehat? Kamu demam sampai jarang telpon aku lo, cuma sekali doang dalam sehari. Itupun cuma bentar"

"Iya aku udah sehat. Maaf yah, soalnya kepala aku sakit banget kalau banyak bicara"

"Iya gapapa kok sayang"

"Khem khem" Deheman Niana, teman sebangku Sari membuat Putra dan Sari mendongak.

"Apa" ucap Sari sewot.

"Santai aja kali, cuma mau bilang ini tempat duduk gue. Dan jam bel udah bunyi"

BofrendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang