"Tii"
"Tii"
"Hm"
"Astaga, kamu pingsan"
"Nggak"
"Terus ngapain nutup mata"
Tiara membuka matanya dan dilihatnya wajah khawatir dari ketua kelasnya ini.
"Aku gak papa, sana ke kelas. Daritadi perasaan aku suruh"
"Nggak. Gue gak ke kelas sebelum keadaan kamu membaik"
"Astaga Putra" Tiara lalu mendudukkan dirinya. "Nah gak papa kan"
"Not believe"
"Ya udah kalau gak mau masuk. Sekarang sana ke kantin, beliin makanan"
"Gak salah, sejak kapan Tiara Santoso nyuruh orang tanpa kata mintol"
"Ck, yaudah gak usah" ucap Tiara malas lalu melepaskan tangannya yang ternyata masih dipegang oleh Putra. Ia lalu berbaring dan membelakangi Putra.
"Eh ngambek, becanda doang Tii"
"Hm"
"Mau makan apa"
"Gak ada"
"Gue mau ke kantin ni beliin kamu makanan"
"Gak usah"
"Ya udah gue yang mau ke kantin, mau nitip apa"
"Gak ada"
"Kalau gitu, gue panggil Amel deh biar dia beliin makanan"
"Gak perlu"
Putra menghembuskan nafasnya kasar. Lalu ia keluar dari UKS.
Tiara meringis, perutnya terasa nyeri. "Apa m yah" Tiara lalu beranjak dan menuju toilet yang berada di dalam UKS ini.
Putra kembali ke UKS terkejut melihat brangkar UKS kosong. "Apa dia udah ke kelas" ucapnya pelan. "Tiara" panggil Putra.
Tepat setelah memanggilnya, Tiara membuka pintu toilet.
"Ngapain kesini lagi"
"Nih roti, makan"
Tiara hanya menghembuskan nafasnya kasar. Ia lalu kembali duduk di brangkar UKS.
"Nih makan"
"Bawa hp gak Ra"
"Bawa, kenapa"
"Coba chat Amel, suruh dia kesini"
"Segitunya Tii kamu gak mau gue ada disini"
"Nggak gitu"
"Jadi gue boleh disini"
"Ra cepetan chat aja Amel"
"Untuk apa sih"
"Urusan cewek"
"Kasi tau gue dulu"
"Banyak mau kamu Ra, urusan cewek aku bilang"
"Ini hp gue, jadi harus nurutin kemauan pemilik hp dong"
"Mau nyuruh Amel beli roti"
"Ini udah gue beliin, gak suka sama rasanya"
"Bukan roti gituan"
"Terus roti apaan"
"Ck, kan aku udah, akhh" ucapan Tiara terpotong ketika nyeri di perutnya. "Kan aku udah bilang ini urusan cewek"
Putra lalu terdiam sebentar. Lalu otak kecilnya sudah mencerna maksud Tiara.
"Gue aja beliin"
"Malu dong ra"

KAMU SEDANG MEMBACA
Bofrend
Teen FictionSeseorang yang seharusnya bisa kujadikan sahabat, namun hanya kujadikan teman. Menjadi sahabat dalam suatu urusan tertentu, namun menjadi teman dalam urusan tertentu pula. Seseorang yang seharusnya kujadikan teman malah menjadi sahabat. Seseorang ya...