"Yang bener aja" teriak Amel terdengar jelas di toilet.
"Hm" ucap Tiara sambil mengolesi bedak di pipinya.
"Sumpah. Kok bisa dia ngira kamu itu pacarnya Putra"
"Kalo nggak salah dengar, temannya liat aku tadi pagi bareng Putra turun dari mobil"
"Kamu naik mobil berduaan sama Putra. Kok aku nggak tau"
"Hehe.. Cuma hari ini, soalnya kemarin aku barengan pulangnya jadi motor aku ditinggal disini" ucapnya lalu tersenyum tipis melihat dirinya di cermin.
"Kok bisa"
Tiara lalu menceritakan kejadian kemarin tentang kram di punggungnya. Setelah itu, Tiara dan Amel menuju ke kantin. Tiara tetap mengenakan maskernya dikarenakan bekas tersebut tetap saja masih ada.
"Tiara masih pake masker. Berarti bekasnya masih ada" ucap Rian saat melihat Tiara dan Amel masuk ke kantin.
Saat ini Rian, Gunawan, Toni, dan Putra sedang duduk berempat di dalam kantin.
"Gue pikir si iya. Kulit Tiara kan putih"
"Iye. Resiko orang putih ma gitu"
"Emang Tiara kenapa" ucap Putra yang sedikit penasaran.
"Gue lupa ceritain ke lu berdua" Rian lalu menceritakan kejadian tadi.
"Ningsih mantan gue"
"Iyo" ucap Gunawan mantap.
Rahang Putra mengeras, ia lalu meninggalkan kantin.
"Ye pergi. Padahal kan gue mau nanya kok bisa ia pacaran sama Tiara"
"Tiara dan Putra emang jadian" ucap Gunawan sontak
"Nggak tau, hahaha. Makanya mau ditanya"
Gunawan menggelengkan kepalanya. "Menurut lo Toni. Daritadi diem mulu"
"Gue pikir nggak"
Ucapan Toni lantas membuat Gunawan tersenyum.
Sementara itu, Putra melangkahkan kakinya menuju kelas 11, sebelas IPA 1, kelas Ningsih.
"Ningsih mana"
"Di dalam kak. Tunggu gue panggilin"
"Eh. Putra. Kenapa nyariin aku"
Putra lalu menarik tangan Ningsih menuju ke samping kelasnya.
"Ngapain nampar sekelas gue""Gue salah orang. Yang gue mau tampar tu pacar lo"
"Inget ya. Kita ini putus murni permintaan dari lo. Jadi stop gangguin gue maupun pacar gue sekarang"
"Tapi Putra"
"Stop. Sekali lagi lo gangguin gue apalagi cewek yang ada di sebelas IPS 1, tunggu aja akibat yang bisa lo dapat dari gue"
Putra meninggalkan Ningsih tepat bel berbunyi. Ia lalu langsung menuju ke kelasnya karena berpikir teman-temannya pasti sudah berada kembali daritadi. Namun sebelum menuju kelasnya, ia sempatkan untuk singgah di kelas sang kekasih.
"Eh Putra ngapain kesini"
"Kamu nggak papa"
"Nggak papa kok. Memangnya kenapa"
"Nothing"
"Jadi ngapain kesini"
"Mau ketemu sama kamu doang, hehe"
"Dasar. Sana gih ke kelas kamu, kan udah bel"
"Iya sayang"
"Khem khem" ucap sebangku perempuan tersebut "Please hormatilah jomblo yang ada disamping mu ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bofrend
Teen FictionSeseorang yang seharusnya bisa kujadikan sahabat, namun hanya kujadikan teman. Menjadi sahabat dalam suatu urusan tertentu, namun menjadi teman dalam urusan tertentu pula. Seseorang yang seharusnya kujadikan teman malah menjadi sahabat. Seseorang ya...