19

15 2 0
                                    

Jam pulang tiba, Amel dan Tiara menuju rumah Amel dengan motor beriringan. Namun sebelum tiba di rumah Amel, Amel berhenti sebentar menurunkan Dina.

"Daah" ucap Dina ketika Tiara dan Amel meninggalkan halaman rumahnya.

"Ayo duduk dulu. Aku buat minum"

Tiara hanya mengangguk lalu duduk di sofa dan mulai mengeluarkan peralatan alat tulisnya untuk membuat mind mapping mereka di atas karton berukuran besar.

"Tiara kamu udah mulai aja" ucap Amel ketika ia keluar membawa minuman dan setoples biskuit.

"Iya biar cepet selesai"

Amel hanya tersenyum. Lalu meletakkan nampan yang ia bawa di atas meja yang lain.

"Yang udah kamu gambar aku tulis yah materinya"

Tiara mengangguk dan Amel pun mulai menulis sesuai rencananya di sekolah tadi bersama Tiara.

Cukup lama mengerjakannya dan hari mulai malam. Tugas bahasa Indonesia mereka telah selesai. Keduanya tersenyum bangga melihat hasil karya tangan mereka.

"Kita makan malam aja dulu gimana?"

"Gak usah Amel. Aku langsung mau pulang aja"

"Tiara"

Tiara menatap Amel, mata Amel mulai berkaca-kaca.

"Tiara. Aku tahu kamu marah sama Toni ataupun Putra. Tapi kenapa kamu harus marah ke aku juga? Aku gak tahu kalau Toni tahu semuanya, Putra juga gak pernah bilang ke aku kalau dia udah ngasih tau ke Toni. Aku gak tau apa-apa Tiara. Aku bingung kenapa kamu dingin sama aku, kenapa kamu juga marah sama aku" Amel lalu meneteskan air matanya, yah ini memang skenario yang dibuat oleh Putra tapi jauh dari lubuk hatinya ia memang ingin melakukan hal ini, menanyakan baik-baik dengan Tiara penyebab Tiara bersikap dingin padanya namun ia juga mencari waktu yang tepat agar Tiara mau memberitahukannya.

Tiara lalu menunduk ikut meneteskan air matanya namun ia langsung mengusapnya. Dia sendiri juga tidak tahu, mengapa ia harus bersikap dingin kepada semua orang. Dia memang sangat kecewa, dia seolah-olah tak ingin mempercayai orang lain lagi. Tapi dia tak menyangka dia ternyata melukai perasaan sahabatnya sendiri.

Melihat Tiara yang ikut menangis, Amel lalu mendekat dan memeluk Tiara.

"Maafin aku Amel. Aku gak maksud buat diemin kamu. Aku.. aku cuma.. aku cuma takut"

"Kamu takut kenapa? Kamu takut Toni bocorin semuanya? Nggak Tiara, Toni gak gitu"

"Iya aku tahu"

Amel lalu melepaskan pelukannya dan menatap Tiara.

"Lalu? Kenapa kamu marah ke Toni kalau kamu tahu Toni gak bakalan bilang ke siapa-siapa"

"Aku marah dan kecewa sama Putra Amel"

"Kamu marah karena dia ngasih tau Toni? Dia ngasih Toni karena ada alasan Tiara, kamu pasti tau kenapa Putra ngelakuin itu. Putra gak mungkin bocorin rahasia sebesar ini ke sembarangan orang"

"Tapi dia bohong Amel"

"Bohong?"

Tiara lalu diam

"Bohong kenapa Tiara"

"Dia bilang ke orang lain"

"Ke siapa? Teman sekelas kita juga? Gunawan? Rian?"

"Dia juga bilang ke Sari. Sari. Sari pacar dia Amel. Dan bahkan Sari ngancam aku bakalan mau bocorin ke seluruh murid penyebab orang tua aku pisah kalau aku gak menjauh dari Putra" ucap Tiara sedikit berteriak.

BofrendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang